Di sisi lain, pihak rumah sakit yang menampung jenazah-jenazah itu mengeluarkan imbauan mendesak. Kompol Hari Andromeda, Kepala RS Bhayangkara TK III Padang, menegaskan bahwa peran masyarakat sangat krusial.
"Kami mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera datang ke posko antemortem di sini," ujar Hari.
"Semakin cepat data pembanding masuk, semakin cepat pula identifikasi dapat kami selesaikan."
Permasalahannya ternyata cukup menyentuh. Menurut penjelasan dari pihak berwenang, banyak dari jenazah yang belum dikenali itu adalah anak-anak. Situasinya jadi semakin sulit karena diduga, orang tua mereka mungkin juga menjadi korban. Alhasil, tak ada yang datang melapor untuk memberikan data pembanding. Proses pun terhambat.
Untuk mengatasi kendala teknis, sebuah bantuan datang. Dinas Pertanian Sumbar meminjamkan satu unit mobil cold storage ke rumah sakit. Kehadiran fasilitas pendingin ini sangat berarti. Ia membantu menjaga kondisi jenazah selama proses forensik yang memakan waktu berjalan, memberi tim lebih banyak ruang untuk bekerja dengan teliti.
Laporan dari Padang menunjukkan upaya yang tak kenal lelah, meski dihimpit duka. Proses identifikasi terus berlanjut, sambil berharap data dari keluarga segera melengkapi puzzle yang menyedihkan ini.
Artikel Terkait
BNI Borong Dua Penghargaan BI Awards, Bukti Peran Ganda di Moneter dan Ekonomi Kerakyatan
La Roja Torehkan Sejarah Lagi, Pecahkan Rekor Penonton di Nations League
Garuda Indonesia Angkut 20 Ton Bantuan BUMN untuk Korban Bencana Sumatera
Grand Indonesia Hadirkan A Jolly Christmas dengan Ferris Wheel Instagenik dan Rangkaian Acara Seru