Beban bunga pun jauh lebih ringan. Sekarang hanya 1-2 persen, baik lewat pembayaran tunai maupun skema paid-in-kind. Bandingkan dengan sebelum restrukturisasi yang bunganya mencapai 2,5-7,625 persen. Pengujian covenant keuangan baru akan mulai berlaku tahun 2030.
Fitch memproyeksikan jatuh tempo utang perusahaan akan relatif rendah di tahun-tahun awal. Di bawah USD1 juta pada 2029, lalu USD5 juta pada 2030, dan USD10 juta pada 2031. Baru setelah itu, pada periode 2032–2035, angkanya naik jadi lebih dari USD10 juta per tahun.
Meski beban utang sudah jauh lebih ringan, tantangan lain masih menghadang. Fitch menilai peningkatan pendapatan dan EBITDA masih sangat bergantung pada kemampuan perusahaan mendapatkan pendanaan tambahan. Ini faktor kritis bagi industri garmen yang berorientasi ekspor seperti PBRX.
Sayangnya, pendapatan PBRX justru diproyeksikan turun sekitar 15 persen pada 2025. Penyebabnya adalah melemahnya permintaan pelanggan global dan ruang pendanaan modal kerja yang masih terbatas.
"Keterbatasan pendanaan eksternal saat ini menghambat penghasilan kas dan pertumbuhan perusahaan. Kami memperkirakan pendapatan baru akan mulai pulih pada 2026-2027," kata Fitch.
Jadi, meski langkah restrukturisasi berhasil meredakan tekanan utang, perjalanan pemulihan Pan Brothers tampaknya masih panjang.
Artikel Terkait
Insanul Fahmi Buka Suara: Akui Status Pernikahan Siri dengan Inara Rusli
Surya Insomnia Bongkar Aksi Tambal Jalan di Tangsel: Gara-Gara Gilang Nih!
Bali Resmi Bekukan Izin Hotel dan Minimarket Baru
Polri Pelajari Cara Inggris Kendalikan Unjuk Rasa