Laporan The Information di September lalu menyebut, perusahaan itu menghasilkan pendapatan USD4,3 miliar di paruh pertama tahun ini. Angka itu sebenarnya naik 16 persen dibandingkan pendapatan sepanjang tahun lalu. Tapi, masalahnya, pengeluaran mereka juga gila-gilaan.
Mereka menghabiskan USD2,5 miliar, sebagian besar untuk biaya riset dan pengembangan AI, plus operasional buat ngejalankan ChatGPT. Makanya, meski pemasukannya besar, tetap aja masih rugi.
Nah, ke depan, OpenAI berharap bisa dapat pemasukan dari produk-produk baru. Mereka memperkirakan 20 persen pendapatan akan datang dari fitur seperti belanja dan iklan. Baru-baru ini, mereka bahkan meluncurkan asisten belanja pribadi di ChatGPT. Langkah ini jelas membuka peluang monetisasi lewat iklan atau sistem komisi penjualan.
Jadi, meski masih ada tantangan keuangan, jalan menuju monetisasi massal sudah mulai terlihat.
Artikel Terkait
Angela Tanoesoedibjo Ingatkan Anak Muda: Hoaks Menyebar Enam Kali Lebih Cepat
Suzuki Serang Pasar SUV Hybrid di GJAW 2025 dengan Tiga Varian Baru
Jakarta Resmi Jadi Ibu Kota Terpadat di Dunia, Kini Dihuni Hampir 42 Juta Jiwa
Mitsubishi Anggap Target 850 Ribu Unit Mobil di 2025 Terlalu Dipaksakan