Oleh: Damai Hari Lubis
Andai benar Anies serius ingin menjadi Gubernur atau atau kepala daerah Daerah Khusus Jakarta / DKJ dengan nyata mendaftar dengan tanda telah menyerahkan persyaratan di KPU.D. Jakarta.
Maka, selaku pengurus dan anggota TPUA Prof Eggi Sudjana dan Sekjen Azam Khan, dan Ketua Aliansi Anak Bangsa / AAB Damai Hari Lubis dan Arvid Dwi Saktyo, selaku Sekjen serta Ustad Habib Noval Bamu'min selaku Sekjen KORLABI/ Koordinator Pelaporan Bela Islam, akan menghimbau khususnya KEPADA ANGGOTA DAN SIMPATISAN SERTA PARA SAHABAT DAN KELOMPOK-KELOMPOK ORMAS, SERTA ELEMEN-ELEMEN PERGERAKAN YANG ADA DI JAKARTA DAN PARA KERABAT/ SANAK FAMILI PARA AKTIVIS TPUA, DAN KORLABI SERTA AAB, AGAR SEBISA-BISANYA BERHARAP TIDAK PILIH ANIES DI PILKADA DKJ 2024 PALING TIDAK BERPIKIR AGAK LAMA ATAU RENUNGKAN 100 KALI
Ada pun alasan kami, para pengurus dan para anggota (sebagai bagian daripada ketiga kelompok aktivis TPUA, KORLABI DAN AAB), karena Anies sesuai data empirik, pada putaran pilpres 2024 dan pada saat persidangan MK dan pasca putusan MK.
Hal nyata bahwa Anies "bukan tipikal fighter", melainkan tipikal pasrah sekedar menerima dukungan.
Nampak kriteria Anies, berindikasi kuat, nihil jiwa pro aktif dalam bersuara keras, padahal dalam menghadapi rezim kontemporer bukan sekedar proaktif bahkan progesif. Sehingga tidak melulu berserah diri kepada upaya litigasi, namun butuh leadership yang progresif dalam kerangka non litigasi. Karena kedua upaya litigasi dan non litigasi merupakan upaya NORMATIF, oleh sebab hukum keduanya memiliki asas legalitas sesuai sistim hukum, untuk usaha penolakan. Dan ternyata Beliau kesulitan untuk berlaku progresif untuk menggunakan hak nya melakukan peran serta masyarakat sebagai individu yang memiliki hak berdasarkan UU.HAM untuk merdeka dalam menyampaikan pendapatnya baik terbuka dimuka umum maupun tertutup.
Justru nyatanya Anies diam dan prematur sodorkan tangan nya, ucapkan pengakuan kepada subtansial hasil pemilu curang yang dikatakan dalam posita gugatannya ke MK dengan Termohon KPU yang melakukan kejahatan konstitusi yang dilakukan oleh Termohon KPU. selaku wasit atau penyelenggara pemilu Pilpres 2024 beserta pihak-pihak lain, selain utamanya dilakukan oleh KPU. RI salah satunya melalui metode rekapitulasi SIREKAP Pemilu yang menggunakan server asing.
Namun tetap harus diakui kelebihan Anies yakni pintar dan cerdas serta inovativ serta berkarakter jujur, khususnya kelihatan dari buah karya nyatanya membangun Kota Jakarta dan banyak reward ia dapatkan dari BPK dan lembaga negara dan lembaga independen atau lembaga non negara sesuai data empirik yang tidak dapat didustakan oleh publik Jakarta dan bangsa ini umumnya.
Namun sayangnya dibalik kejujurannya, Anies tidak punya nyali, tidak pro aktif dan nihil progresif dalam realitas, untuk melakukan pembelaan sebagai individu yang (notoire feiten) warganya, yang publik prediktif bedasarkan fakta bukti banyak temuan, telah menjadi korban tragedi unlawful killing di Tol KM.50 dan walau tokoh ulama nomor satu pendukung berat serta terdepan, sampai-sampai hijrah, diantara dampak sehingga dirinya menjadi Gubernur Jakarta 2017 serta sang tokoh, imam besar ulama daei sebagian besar ummat di negeri ini mendapatkan ketidakadilan hukum, nyatanya Anies sembunyi tak mau membuat statemen kecaman atau nada protes kepada rezim, bahkan dirinya pun tak memiliki itikad baik, untuk menyambangi Sang Tokoh Ulama Besar kala menjadi pesakitan.
Artikel Terkait
Prabowo Rombak Total Tata Kelola Tambang, Ini Arah Baru Kedaulatan Energi!
Anies Bongkar Skandal Koneksi Prabowo: Jabatan Strategis Dikuasai Orang Dalam, Bukan yang Kompeten!
Fakta di Balik Citra Jokowi yang Selama Ini Dijaga: Benarkah Hanya Mitos?
Jokowi dan Fakta Mengejutkan di Balik Runtuhnya Penegakan Hukum