Baru dua hari gencatan senjata disepakati, militer Thailand sudah melontarkan tuduhan serius. Mereka menuding Kamboja melanggar perjanjian itu dengan menerbangkan 250 drone ke wilayah udara mereka. Situasi di perbatasan kembali memanas.
Menurut laporan AFP, Senin lalu, kedua negara sebenarnya sudah berjanji untuk menghentikan bentrokan. Perjanjian 'segera' itu diteken pada Sabtu, 27 Desember 2025, dengan harapan mengakhiri konflik yang memakan puluhan korban jiwa dan memaksa lebih dari satu juta warga mengungsi.
Namun begitu, langkah damai itu langsung diuji. Bangkok kini mengancam akan meninjau ulang rencana pembebasan prajurit Kamboja yang mereka tahan. Ancaman itu muncul setelah militer Thailand mendeteksi lebih dari 250 UAV atau drone yang masuk dari arah Kamboja pada Minggu malam.
"Ini jelas sebuah provokasi," ujar pernyataan resmi pihak Thailand.
Artikel Terkait
Prabowo Perintahkan Gratiskan Pengurusan Dokumen Korban Bencana
Empat Pilar Astra Pacu Desa Bangkit, Ekspor Melesat hingga Rp 411 Miliar
Staycation Berujung Bui: Pria Singapura Dihukum 12 Minggu Usai Habiskan Uang Transfer Keliru
Polda Riau Catat Penurunan Kriminalitas, Ungkap Kasus Beras Oplosan hingga Judi Online Miliaran