Inversio Uteri: Penyebab, Bahaya, dan Pencegahan Rahim Copot Saat Persalinan

- Selasa, 11 November 2025 | 21:15 WIB
Inversio Uteri: Penyebab, Bahaya, dan Pencegahan Rahim Copot Saat Persalinan

Rahim Copot Pasca Persalinan: Analisis Medis dan Peringatan Penting

Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan oleh sebuah cerita viral mengenai seorang wanita yang mengalami rahim copot usai menjalani proses persalinan. Kisah yang awalnya dibagikan oleh seorang dokter ini menyoroti bahaya fatal dari penanganan persalinan yang tidak sesuai standar medis.

Kronologi Kejadian Rahim Copot

Kejadian ini bermula ketika seorang pria mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebuah rumah sakit pada dini hari. Alih-alih berkonsultasi, pria tersebut justru menunjukkan sebuah kantong kresek hitam yang isinya membuat tenaga medis terkejut: sebuah rahim manusia.

Pasien pemilik rahim tersebut kemudian dibawa masuk. Kondisinya sudah sangat kritis, terlihat pucat akibat kehilangan banyak darah dengan tekanan darah yang sangat rendah, jauh di bawah ambang normal.

Setelah ditelusuri, rupanya wanita tersebut baru saja melahirkan dengan bantuan dukun beranak. Proses kelahiran bayinya berjalan lancar dan selamat. Masalah muncul justru pada tahap pengeluaran plasenta atau ari-ari.

Kesalahan Fatal yang Menyebabkan Rahim Copot

Menurut penjelasan medis, plasenta yang menempel di dinding rahim seharusnya dilepaskan dan dikeluarkan secara alami oleh tubuh. Proses ini biasanya memakan waktu 15 hingga 30 menit setelah bayi lahir.

Dalam kasus ini, sang dukun diduga tidak sabar menunggu proses alami ini. Alih-alih menunggu, dukun tersebut menarik tali pusat dengan paksa dan tidak hati-hati. Tarikan yang berlebihan dan tidak prosedural inilah yang menyebabkan rahim ikut tertarik dan berbalik keluar, hingga akhirnya terlepas sepenuhnya.

Kondisi medis ini dikenal sebagai inversio uteri, sebuah komplikasi persalinan yang sangat langka namun mengancam nyawa.


Halaman:

Komentar