Marina Budiman: Satu-Satunya Perempuan yang Menembus Puncak Deretan Taipan Indonesia

- Minggu, 14 Desember 2025 | 17:45 WIB
Marina Budiman: Satu-Satunya Perempuan yang Menembus Puncak Deretan Taipan Indonesia

Tak lama kemudian, tahun 1989, Marina memutuskan beralih ke sektor teknologi dengan bergabung di Sigma Cipta Caraka. Langkah ini rupanya menjadi batu pijakan menuju hal yang lebih besar. Bersama Otto, pada 1994, ia mendirikan Indonet penyedia layanan internet (ISP) pertama di Indonesia. Saat itu, internet masih sesuatu yang sangat asing bagi kebanyakan orang.

Visi besarnya tak berhenti di situ. Pada 2011, bersama Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia, Marina menggagas berdirinya PT DCI Indonesia Tbk. Perusahaan ini kemudian tumbuh menjadi pusat data berstandar Tier-IV pertama di Asia Tenggara, dengan lokasi di Cibitung, Karawang, dan Jakarta. DCII akhirnya melantai di bursa saham pada 2021, dengan harga perdana Rp 420 per saham.

Dan sejak saat itulah, hal yang luar biasa terjadi. Harga saham DCII meroket. Per Jumat, 12 Desember 2025, sahamnya telah mencapai Rp 244.800 per lembar sebuah kenaikan yang fantastis. Kapitalisasi pasarnya membengkak hingga sekitar Rp 583 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Marina Budiman memegang 22,51 persen saham DCII, kepemilikan terbesar kedua setelah Otto. Porsi saham inilah yang menjadi mesin pendorong kekayaannya. Ketika valuasi perusahaan melambung, kekayaan pribadinya pun ikut terdongkrak.

Forbes mencatat, kekayaan bersih Marina Budiman kini mencapai 8,2 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 136,7 triliun. Angka itu cukup untuk menempatkannya di posisi kedelapan orang terkaya Indonesia, sekaligus menyandang gelar perempuan terkaya di tanah air. Sembilan posisi lain masih diisi nama-nama besar dari sektor perbankan, energi, dan manufaktur.

Masuknya Marina dalam daftar elite Forbes bukan cuma soal angka. Ini adalah bukti nyata bahwa inovasi, ketekunan, dan visi jangka panjang di bidang teknologi bisa membawa seseorang ke puncak. Di tengah lanskap bisnis yang kerap dianggap sebagai "klub pria", Marina Budiman hadir dengan caranya sendiri.


Halaman:

Komentar