Di sisi lain, komitmennya pada edukasi juga patut dicatat. Dalam forum seperti Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition (APOGCE) 2025 silam, ia aktif menjadi pembicara. Di sana, ia tak cuma bicara regulasi atau eksplorasi, tapi juga mengajak generasi muda untuk terlibat dalam peta besar ketahanan energi Indonesia. Ia percaya, masa depan sektor ini ada di tangan mereka.
Namun begitu, semua kontribusi itu kini harus berhenti. Hudi Dananjoyo Suryodipuro meninggal dalam sebuah insiden di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, pagi itu. Menurut informasi, sepeda yang dikendarainya terlibat kecelakaan dengan bus Transjakarta sekitar pukul 06.20 WIB. Ia wafat di usia yang masih relatif muda, 48 tahun.
Jenazahnya disemayamkan di rumah duka kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pihak SKK Migas pun mengucapkan doa, semoga almarhum ditempatkan di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Kepergiannya jelas meninggalkan ruang kosong yang sulit terisi. Ia adalah contoh pejabat publik yang bekerja dengan integritas, mengutamakan edukasi, dan berhasil menjembatani dunia teknis yang kompleks dengan pemahaman masyarakat awam. Dedikasinya bagi transparansi dan keberlanjutan industri migas nasional akan selalu dikenang.
Selamat jalan, Hudi Dananjoyo Suryodipuro. Terima kasih untuk semua pengabdianmu.
Artikel Terkait
Potongan Tarif Tol Nataru 2025 Siap Diberlakukan, Ini Daftar dan Tanggalnya
Gubernur Aceh Ungkap Kejanggalan Misterius di Balik Banjir Bandang yang Dijuluki Tsunami Kedua
Sidang TWICE Bergulir, Pengacara Melawan Dakwaan Penipuan
Belalai Penolong di Tengah Reruntuhan: Bantuan Gajah di Aceh Picu Polemik