“Lahannya seluas 1.000 hektar. Nanti, rekrutmen karyawannya bisa menembus lebih dari 20.000 orang.”
Dengan proyek-proyek semacam itu, ia optimis lapangan kerja baru akan tumbuh dan mampu memulihkan kondisi ketenagakerjaan. Sekitar 15.000 orang yang terdampak PHK, harapannya, bisa terserap kembali.
Sementara itu, untuk merespons langsung persoalan PHK, Pemprov Jabar telah meluncurkan sebuah aplikasi bernama Nyari Gawe. Aplikasi ini dirancang sebagai jembatan antara pencari kerja dan perusahaan, sekaligus memutus mata rantai praktik percaloan tenaga kerja yang kerap merugikan.
Kepala Disnakertrans Jabar, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka, menegaskan pemerintah akan turun tangan lebih jauh. Caranya dengan memberikan stimulan, menyederhanakan perizinan, dan mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung dunia usaha.
“Intinya, kami tak cuma mengatasi gejala, tapi juga akarnya,” tegasnya.
“Upaya peningkatan kualitas tenaga kerja lewat pelatihan dan bimbingan teknis terus kami genjot. Agar skill pencari kerja benar-benar match dengan kebutuhan industri yang ada.”
Jadi, meski angka PHK terlihat besar, narasi dari pemangku kebijakan berusaha diarahkan pada dua hal: penjelasan kontekstual dan serangkaian langkah solutif yang sudah dijalankan. Waktulah yang akan membuktikan efektivitasnya.
Artikel Terkait
Hari Kelima Banjir Bandang Padang Panjang, Tim SAR Temukan Korban di Dua Titik
Gubernur Aceh: Banjir Besar Ini Tsunami Kedua yang Lebih Dahsyat
Kepungan Banjir, 16 Warga Sibolga Diamankan Usai Jarah Minimarket
Pedagang Bengkulu Geruduk Balai Kota, Dedi yang Diteriakkan Bukan Gubernur Jabar