DEPOK (eNBe Indonesia) - Peluang timnas Indonesia untuk maju ke babak 16 besar Piala Asia semakin terbuka setelah China menyerah 0-1 kepada Qatar dan Lebanon digebuk 1-2 oleh Tajikistan dalam laga terakhir Grup A yang membuat peringkat ketiga grup ini hanya mengemas 2 poin.
Indonesia bisa mengharapkan salah satu dari tiga laga penentu peringkat ketiga di Grup B, C dan F berakhir seri sehingga hasil apa pun dari kontes melawan Jepang tak mempengaruhi langkah Indonesia ke babak gugur.
Tentu saja, tak elok berharap semacam itu, apalagi Asnawi Mangkualam cs tak mungkin membuang kesempatan mengimbangi Jepang, yang menjadi salah satu raksasa sepak bola Asia.
Baca Juga: Tanpa Mohamed Salah Mesir Lolos Secara Dramatis ke Fase Gugur Piala Afrika Usai Bermain Imbang 2-2 Kontra Cape Verde
Laga di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, Rabu malam esok itu sendiri adalah pertemuan pertama Indonesia dan Jepang dalam putaran final Piala Asia.
Ini juga menjadi pertemuan pertama kedua tim dalam kurun 35 tahun sejak Juni 1989 ketika Indonesia takluk 0-5 dalam salah satu dari dua laga kualifikasi Piala Dunia 1990 melawan Samurai Biru.
Sebelum tahun itu, kedua tim sudah sering bertemu, termasuk dua laga kualifikasi Piala Dunia 1990, sekali kualifikasi Piala Asia 1968, dan dua laga Asian Games.
Baca Juga: Inter Milan Tampil Sebagai Juara Piala Super Italia Setelah Kalahkan 10 Pemain Napoli 1-0 di Partai Final
Total, dalam periode 1954-1989, kedua tim sudah 15 kali bertemu. Merah Putih menang lima kali, sedangkan Matahari Terbit menang delapan kali. Dua laga lainnya berakhir seri.
Terakhir kali Indonesia mengalahkan Jepang terjadi pada 24 Februari 1981 dalam laga persahabatan di Jakarta ketika Indonesia menang 2-0 melalui gol yang dicetak Bambang Nurdiansyah dan Berty Tutuarima.
Dari statistik sejarah pertemuan itu, Jepang memiliki catatan lebih baik ketimbang Indonesia.
Baca Juga: Staf Khusus Presiden Bantah Kabar Adanya Permintaan Jokowi Untuk Bertemu Megawati
Jepang pun lebih baik dalam hal lima laga terakhir yang dijalani kedua tim. Jepang menang empat kali, termasuk saat menggasak Vietnam 4-2 dalam Piala Asia 2023 pada 14 Januari silam. Sebaliknya, Indonesia kalah empat kali dan sekali menang, yakni kala menyingkirkan Vietnam dari Piala Asia 2023 ini.
Petualangan kedua tim dalam Piala Asia ini pun bagai bumi dan langit. Jepang tak pernah absen sejak 1988, dan bahkan empat kali menjadi juara serta sekali runner up pada Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.
Sementara bagi Indonesia, Piala Asia 2023 adalah Piala Asia kelima setelah edisi 1996, 2000, 2004 dan 2007. Semua pada empat edisi itu, Garuda gagal melenggang ke babak knockout.
Baca Juga: Pengamat Nilai Banyak Pernyataan Gibran Yang Rendahkan Cawapres Lainnya
Namun, kali ini Indonesia berpeluang besar menciptakan sejarah mencapai fase gugur Piala Asia untuk pertama kali.
Dia atas kertas, laga melawan Samurai Biru memang berat, bukan saja karena lawan memiliki statistik lebih baik, termasuk negara Asia dengan peringkat FIFA paling tinggi pada ranking 17 sedangkan Indonesia tercecer jauh pada peringkat 146, tetapi juga memiliki skuad yang kuat dan berpengalaman.
Mereka dihuni pemain-pemain yang terasah baik dalam berbagai turnamen internasional, termasuk Piala Dunia 2022. Mereka dicomot dari klub-klub yang bermain di berbagai liga terkemuka Eropa, termasuk Liga Inggris.
Baca Juga: Relawan Projo Serukan Dukungan Kepada PSI Agar Bisa Masuk Parlemen
Dalam tim asuhan Hajime Moriyasu itu, terdapat pemain-pemain bintang seperti bek tengah Borussia Monchengladbach Ko Itakura dan gelandang bertahan Wataru Endo yang bermain untuk Liverpool.
Mereka juga masih memiliki pemain sayap Takumi Minamino yang eks pemain Liverpool dan kini bermain untuk AS Monaco di Prancis. Ada pula Ritsu Doan yang bermain untuk Freiburg di Bundesliga dan Takefusa Kubo yang dijuluki "Messi dari Jepang" yang merumput bersama Real Sociedad di Spanyol.
Tapi kadang sepak bola tuli dari statistik. Bukti paling gres adalah Irak yang menjungkalkan Jepang, dan Vietnam yang bisa menjaringkan dua gol ke gawang Jepang sebelum menyerah 2-4.
Artikel Terkait
Jonatan Christie Gilas Yushi Tanaka, Melenggang ke 16 Besar Australian Open 2025
Jonatan Christie Tumbang, Langkah di Australian Open 2025 Terhenti di Tangan Yushi Tanaka
Eksklusif: Iuliano Buka Suara, Klaim VAR Tak Akan Ubah Keputusan Kontroversial Penalti Ronaldo 1998
Curaçao, Panama, dan Haiti Torehkan Sejarah, Lolos ke Piala Dunia 2026