Namun begitu, jalan menuju podium tertinggi itu jelas tak mudah. Di balik kilau medali, ada pengorbanan panjang yang jarang terlihat. Waktu yang habis untuk berlatih, rasa rindu pada keluarga di rumah, dan segala upaya ekstra harus dibayar lunas.
Ia pun tak lupa mengucapkan terima kasih. Dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, kata dia, adalah penyemangat terbesar. Begitu pula doa dan kesabaran orang tua serta pelatih yang membimbing mereka meski dengan segala keterbatasan.
Jadi, itulah kisah pembuka yang manis dari kontingen Indonesia. Sebuah emas pertama yang lahir dari keringat, rindu, dan tekad bulat tiga pesilat taekwondo di tanah orang.
Artikel Terkait
Indonesia Kokoh di Peringkat Kedua SEA Games, Emas Bertambah 12 dalam Sehari
City Hancurkan Benteng Palace di Selhurst Park
Bartesaghi Berkilat, Milan Tersendat di San Siro
San Siro Berduka: Milan Gagal Jaga Puncak Usai Ditahan Sassuolo