Namun begitu, sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Kolombia. Situasinya memang rumit.
Di sisi lain, Presiden Kolombia Gustavo Petro sendiri sedang berselisih dengan Washington. Perselisihan ini bukan hal baru. Oktober lalu, Trump secara terbuka menuding Petro sebagai "gembong narkoba". Alasannya, karena produksi narkoba di Kolombia dibiarkan begitu saja.
Petro tentu saja membantah. Ia menyebut tudingan itu sebagai fitnah belaka. Reaksi Bogota pun keras. Mereka langsung menarik pulang duta besarnya yang bertugas di AS.
Tak hanya itu, Petro juga kerap mengkritik strategi antinarkoba Trump. Ia bahkan mengecam keras rencana pengeboman AS terhadap kapal-kapal yang dicurigai mengangkut narkoba di perairan Karibia dan Pasifik. Bagi Petro, tindakan semacam itu tak lebih dari "eksekusi mati di luar hukum".
Jadi, seruan Maduro ini datang di saat hubungan Bogota dan Washington sendiri sedang tidak baik-baik saja. Apakah Kolombia akan merespons ajakan persatuan militer itu? Masih harus kita tunggu.
Artikel Terkait
Tol Serang-Panimbang Gencar Gelontorkan Diskon Liburan Nataru di Banten
KSAD Maruli Simanjuntak Ungkap Tantangan Perbaikan Jembatan Pascabencana di Sumatera
Komisaris dan IT Jadi Tersangka, Data Nasabah Finance Dijual Lewat Aplikasi Mata Elang
Trump Hentikan Lotre Green Card, Tuding Program Picu Aksi Kekerasan Kampus