Nah, di sinilah peran ANRI jadi krusial. Mereka adalah penopang utama agar arsip negara selamat dan tertata, menjadi bahan pelajaran untuk generasi mendatang. Proses pembelajaran kebijakan, pengambilan keputusan berbasis bukti, bahkan reformasi birokrasi, sangat bergantung pada ini. Beberapa langkah sudah diambil ANRI di lapangan, dan itu menunjukkan peran strategis mereka.
Namun begitu, Rini menekankan beberapa hal yang perlu jadi perhatian. Sebagai penjaga memori kolektif bangsa, ANRI harus memperkuat koordinasi. Tidak hanya dengan kementerian dan lembaga lain, tapi juga pemerintah daerah. Integrasi dengan data kebencanaan dan data ASN yang terdampak juga mutlak diperlukan.
Poin ketiga adalah kolaborasi. ANRI perlu duduk bareng dengan BKN dan LAN agar penyelamatan arsip sejalan dengan pemulihan manajemen ASN. Keempat, soal penguatan arsip digital yang punya daya tahan atau resiliensi. Intinya, membangun sistem yang mampu bangkit dan beradaptasi pasca-bencana.
Di sisi lain, pendekatannya pun harus bergeser. Dari yang selama ini cenderung reaktif, menjadi lebih preventif dan sistemik.
Begitulah penutup Rini. Soal arsip ini mungkin tak segenting evakuasi korban, tapi mengabaikannya sama saja dengan membiarkan sebagian identitas dan sejarah bangsa ikut terkubur reruntuhan.
Artikel Terkait
Tim RAGA Turun Langsung Atasi Genangan di Selatpanjang Usai Hujan Deras
KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam Penggeledahan Kantor Bupati Lampung Tengah
Jakarnaval 2025 Siap Ramaikan Ancol dengan Parade IP Lokal
Bayi 6 Bulan Tewas Dibanting Ayahnya di Ciputat, Diduga Dipicu Judi dan Miras