"116 negara itu adalah mayoritas mutlak dari anggota PBB, mereka penting konsisten hingga bisa bekerja sama lebih kuat untuk melakukan aksi nyata menolak segala bentuk penjajahan termasuk penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina, sehingga segera terwujud Palestina merdeka,"
tegasnya.
Negara-negara yang abstain, meski banyak yang sudah mengakui Palestina, masih perlu diyakinkan. Bahwa peringatan ini penting untuk menciptakan tatanan dunia yang adil dan damai. Bahkan Amerika Serikat, yang satu suara dengan Israel, perlu disadarkan.
"Bukan hanya 54 negara itu, Amerika Serikat yang menolak juga perlu diyakinkan, karena bila terus bertindak sebagai sekutu Israel pihak yang telah dinilai bermasalah oleh ICJ, ICC dan berbagai lembaga Internasional serta opini publik, maka hal itu hanya akan merugikan kepentingan nasional dan internasional AS,"
paparnya.
HNW menilai sikap AS yang terus membela Israel dalam isu hak pangan, genosida, hingga resolusi ini justru merusak citranya. Bahkan, menurutnya, hal itu bertolak belakang dengan upaya Presiden Donald Trump yang ingin dikenal sebagai inisiator perdamaian dunia.
Ia punya harapan. Alih-alih terus berada di posisi yang minor, AS sebaiknya membuka lembaran baru.
"Lebih baik bersama mayoritas mutlak negara-negara anggota PBB, AS membuka lembaran sejarah baru, memaksimalkan momentum tanggal 14 Desember sebagai hari monumental menolak penjajahan dalam segala bentuknya termasuk penjajahan oleh Israel, dan mengakui kemerdekaan Palestina sebagaimana yang disikapi oleh mayoritas warga AS, untuk bisa hadirnya perdamaian yang diharapkan,"
pungkas HNW.
Artikel Terkait
Danantera: Saat Negara Beralih dari Regulator Jadi Investor Strategis
KAI Gelar Flash Sale Tiket Eksekutif, Diskon 20% Hanya untuk Satu Hari
Aksi Pecah Kaca Mobil di Cibinong, Pelaku Kabur Naik Motor
Pemukim Israel Gelar Ritual Talmud di Dalam Kompleks Al-Aqsa