Dukungan Indonesia atas penetapan 14 Desember sebagai Hari Internasional Menentang Kolonialisme di PBB mendapat apresiasi dari Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. Bagi HNW, langkah ini selaras dengan amanat konstitusi kita yang dengan tegas menolak penjajahan di atas dunia. Namun begitu, dukungan itu tak boleh berhenti di sini. Ia mendorong pemerintah untuk lebih aktif lagi, melakukan lobi dan manuver politik di forum global demi penghapusan kolonialisme terutama yang dialami Palestina.
Sikap Indonesia yang konsisten menolak penjajahan memang patut diapresiasi. Di sisi lain, HNW menggarisbawahi sebuah fakta menarik dari voting resolusi di Majelis Umum PBB. Mayoritas anggota setuju, tapi dua negara menolak: Israel dan Amerika Serikat.
Lalu bagaimana dengan 54 negara yang abstain? Menurut HNW, sebagian besar dari mereka seperti Australia, Belanda, Belgia, hingga Perancis sebenarnya sudah mengakui kedaulatan Palestina. Artinya, secara prinsip mereka juga menolak penjajahan.
"Sementara dari 54 negara yang abstain, sebagian besarnya seperti Australia, Belanda, Belgia, Denmark, Perancis, Portugal, Kanada, Swedia, Irlandia dan lain-lain adalah negara-negara yang sudah menyatakan resmi pengakuan atas Palestina sebagai Negara Merdeka, yang artinya juga menolak penjajahan atas Palestina,"
ujar HNW dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025).
Resolusi bernomor A/RES/79/115 yang diadopsi awal Desember 2025 itu ia anggap sebagai momentum. Bukan sekadar tanggal di kalender, melainkan panggilan bagi dunia untuk benar-benar bergerak menolak penjajahan dan mendukung kemerdekaan bangsa yang masih terjajah, khususnya Palestina.
Di sinilah poin krusialnya. Menetapkan hari peringatan itu penting, tapi yang lebih penting adalah memastikannya tidak jadi seremoni belaka. Perlu aksi nyata. Dan Indonesia, dengan mandat konstitusi yang kuat, seharusnya bisa berada di garda terdepan.
"Dan Indonesia, yang konstitusinya secara tegas mengamanatkan dihapuskannya segala bentuk penjajahan di muka bumi, harusnya dengan adanya Resolusi PBB tersebut, bisa tampil lebih aktif di garda terdepan untuk memperjuangkan penentangan terhadap segala bentuk kolonialisme seperti yang dilakukan Israel atas Palestina,"
tambahnya.
Dukungan 116 negara anggota PBB ia lihat sebagai modal besar. Itu mayoritas mutlak. Dengan basis itu, kerja sama bisa dipererat untuk aksi yang lebih konkret.
Artikel Terkait
Danantera: Saat Negara Beralih dari Regulator Jadi Investor Strategis
KAI Gelar Flash Sale Tiket Eksekutif, Diskon 20% Hanya untuk Satu Hari
Aksi Pecah Kaca Mobil di Cibinong, Pelaku Kabur Naik Motor
Pemukim Israel Gelar Ritual Talmud di Dalam Kompleks Al-Aqsa