Lebih dari sekadar koperasi biasa, Ferry meyakini kehadiran Kopdes Merah Putih ini bisa jadi penopang bagi usaha-usaha di sekitarnya. Warung-warung, UMKM, pasar tradisianal, semuanya bisa terbantu.
“Karena, Kopdes bisa dapat harga khusus, hasil kerja sama dengan banyak BUMN,” jelasnya.
Ia memberi contoh konkret. Kopdes akan menjual gas elpiji 3 kilogram dengan harga agen dan stok tabung yang melimpah. Begitu juga dengan penjualan pupuk bersubsidi dan minyak goreng subsidi. Harapannya, harga lebih terjangkau untuk warga.
“Saya juga mau dorong para pelaku UMKM di Banyuwangi untuk bangun industri kecil. Nanti hasil produksinya bisa dijual di gerai-gerai sembako Kopdeskel ini,” papar Ferry.
Dia menambahkan, ini sekaligus peluang bagi UMKM untuk mengangkat produk lokal.
“Kita produksi sendiri, dibiayai sendiri, jual sendiri. Ini baru namanya kedaulatan ekonomi. Bukan barang impor, tapi produk hasil sendiri,” tegasnya lagi.
Namun begitu, Ferry mengingatkan bahwa Kopdes Merah Putih harus menyesuaikan diri dengan potensi khas masing-masing desa. Mau itu kuliner, kerajinan tangan, atau yang lainnya. Yang penting sesuai dengan kondisi lokal.
“Yang pasti, gerai sembako milik Kopdes nanti dikelola secara modern. Tokonya terang, dingin, bersih, produknya beragam. Upayakan, barang-barang yang dijual di sini adalah hasil UMKM Banyuwangi,” pungkas Ferry menutup penjelasannya.
Artikel Terkait
Menteri Korsel Mundur Usai Terjerat Skandal Gereja Unifikasi
Mobil Gran Max Seruduk SD di Cilincing, Gubernur Pramono Anung Tuntut Tanggung Jawab Perusahaan
Pasca-Banjir Aceh, Pasien Ibu Hamil dan Gagal Ginjal Jadi Korban Berikutnya
Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia Picu Kewaspadaan Hujan Lebat di Sumatera