Nah, di sinilah Tarung Derajat bisa menjawab tantangan. Disiplin ketat, keberanian yang terkendali, dan penekanan pada sopan santun dalam setiap gerakan, dinilai mampu menjadi solusi konkret untuk membina generasi muda.
“Pembinaan mental lewat jalur olahraga bela diri sudah jadi kebutuhan mendesak,” tegas Bamsoet.
“Dan Tarung Derajat telah membuktikan diri. Olahraga ini mampu mencetak pribadi-pribadi berjiwa pejuang, disiplin, kuat, dan punya integritas tinggi.”
Ia menekankan, semua ini harus berkesinambungan. Kejurnas pelajar harus dilihat sebagai bagian dari sistem regenerasi olahraga nasional yang lebih besar, sebagaimana amanat UU No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Undang-undang itu sendiri menegaskan pentingnya penyelenggaraan olahraga yang terpadu, berjenjang, dan tentu saja berkelanjutan.
Pada akhirnya, event semacam ini adalah investasi. Sebuah investasi jangka panjang untuk masa depan bela diri Indonesia. Setiap atlet pelajar yang bertanding hari ini, bisa jadi adalah calon atlet nasional, pelatih handal, atau bahkan duta bangsa di kancah global esok hari.
“Tarung Derajat lahir dari bumi Indonesia, dibangun dari nilai-nilai perjuangan,” tutup Bamsoet.
“Saat seorang pelajar belajar bertarung dengan benar, ia sebenarnya sedang belajar tentang harga diri, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Itulah modal berharga yang akan membawa kita menuju Indonesia Emas 2045.”
Artikel Terkait
Batang Meluap Lagi, Jembatan Tersumbat Gelondongan Kayu di Palembayan
Korlantas Permudah Pengurusan SIM dan STNK bagi Korban Bencana
Di Balik Reruntuhan Banjir, Seorang Perempuan Berjuang Menyelamatkan Puluhan Kucing Terlantar
KAI Siapkan 3 Juta Kursi dan Diskon 30% untuk Mudik Nataru 2025