Namun begitu, jalan menuju pembukaan ini ternyata tak mulus. Menurut dua sumber diplomatik Eropa yang berbicara kepada AFP, rencana serupa sebenarnya sudah disiapkan untuk tanggal 14 Oktober. Tapi, ya, akhirnya molor juga.
Latar belakang keputusan ini cukup kompleks. Di satu sisi, pembukaan Rafah adalah bagian dari paket rencana perdamaian untuk Gaza yang digaungkan Presiden AS Donald Trump. Di sisi lain, desakan untuk membuka akses kemanusiaan juga sudah lama disuarakan oleh PBB dan berbagai lembaga bantuan.
Perlu diingat, militer Israel sudah menguasai sisi Palestina di Rafah sejak Mei 2024. Alasannya waktu itu, mereka mencurigai perlintasan itu dimanfaatkan untuk "tujuan teroris", termasuk dugaan kuat perdagangan senjata gelap. Kini, situasinya perlahan berubah.
Artikel Terkait
Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 770 Jiwa, Pencarian 463 Korban Hilang Masih Berlanjut
Pendaftaran Magang Nasional 2025 Dibuka, Kuota Tersedia untuk Lebih dari 13 Ribu Peserta
Kalsel Siagakan 1.200 Personel Antisipasi Banjir dan Cuaca Ekstrem
Wakapolri Turun Langsung, Temukan Polisi Pengungsi Hanya Berbaju Melekat di Badan