"Ketebalan lumpur tidak merata, di dalamnya ada kayu-kayu besar. Makanya kita butuh bantuan K9 untuk mendeteksi."
Ada hal menarik yang mencuat: perbedaan angka korban antara data Basarnas dan BNPB. Lembaga penanggulangan bencana itu mencatat 659 korban jiwa per pukul 12.55 WIB, lebih tinggi dari angka Basarnas.
Soal ini, Syafii memberi penjelasan. Basarnas, katanya, berpegang pada prosedur verifikasi yang ketat sebelum menetapkan seorang korban sebagai meninggal dunia. Data mereka punya konsekuensi hukum dan administratif yang jelas.
"Kita bekerja dengan prosedur baku. Untuk data BNPB, itu bisa terkumpul dari banyak sumber: pemerintah daerah, TNI, atau Polri yang bertugas di titik berbeda," jelas Syafii.
"Tapi data final kami yang akan dipertanggungjawabkan, terutama terkait hak-hak keluarga korban."
Operasi masih terus berjalan. Harapannya, dengan bantuan hidung tajam anjing pelacak, daftar orang hilang itu bisa segera dipersingkat.
Artikel Terkait
Dua Ton Sabu dan Buronan Rp 5 Triliun: Dewi Astutik Ditangkap, Fredy Pratama Masih Diburu
Aktor Kunci Penyelundupan Sabu 2 Ton Ditangkap di Kamboja
Polri Blusukan, Bawa Dokter Gratis ke Rumah Korban Banjir Aceh Barat
Hakim Tolak Praperadilan Paulus Tannos, Gugatan Dinilai Prematur