Kabut masih menyelimuti perbukitan, tapi langit Sumatra Barat pagi itu justru ramai oleh deru mesin helikopter. Pemerintah pusat akhirnya mengerahkan alutsista udara untuk menembus wilayah-wilayah yang terisolasi. Tujuannya satu: mengantarkan bantuan pangan dan logistik lain yang mendesak bagi korban banjir dan longsor. Dengan sejumlah akses jalan terputus, jalur udara menjadi harapan tercepat.
Senin lalu, operasi udara gabungan pun digeber. BNPB bekerja sama dengan TNI dan Basarnas mengangkut total 4 ton barang bantuan menuju tiga kabupaten yang paling parah terdampak: Solok, Agam, dan Pasaman Barat.
Helikopter Basarnas bernomor HR 3684, misalnya, membawa 360 kilogram bantuan ke Solok. Isinya beragam, mulai dari beras dan air mineral sampai kasur dan obat-obatan.
“Kondisi di lapangan memang memaksa kita untuk kreatif. Kalau lewat darat macet total, ya kita terbang,” ujar seorang koordinator lapangan yang enggan disebutkan namanya.
Di sisi lain, wilayah Maligi di Pasaman Barat mendapat kiriman lewat helikopter TNI AU. Sekitar 1,34 ton bahan pangan dan barang-barang penunjang hidup seperti family kit dan selimut, akhirnya bisa sampai ke lokasi.
Artikel Terkait
Herzog Tegaskan: Grasi Netanyahu Hanya Akan Dilihat dari Kepentingan Israel
KPK Panggil Ridwan Kamil Pekan Ini Terkait Kasus Iklan BJB
RUU Pidana Usulkan Pencabutan Izin Profesi bagi Pelaku Kejahatan Berulang
BNPB Soroti Tata Ruang Bermasalah, Bukan Hujan, sebagai Biang Kerusakan