Keadaan di Sumatera Utara benar-benar memprihatinkan. BNPB baru saja merilis laporan terbaru tentang banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam provinsi itu. Ribuan rumah warga dilaporkan rusak, memaksa mereka untuk meninggalkan rumah dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Bencana ini, dipicu cuaca ekstrem yang datang bertubi-tubi, melanda empat kabupaten pada Senin dan Selasa lalu. Wilayah yang terkena dampak mencakup Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Kondisi di Sibolga: Banjir Deras dan Runtuhan Tanah
Di Sibolga, situasinya cukup parah. Banjir mengalir dengan derasnya, menerjang rumah-rumah warga, menyeret kendaraan, dan merusak infrastruktur. Kawasan yang terdampak banjir antara lain Kelurahan Angin Nauli, Aek Muara Pinang, Aek Habil, Pasar Belakang, dan Pasar Baru.
Sementara itu, tanah longsor terjadi di lebih banyak lokasi lagi. Daerah seperti Angin Nauli, Simare-mare, Parombunan, hingga Pancuran Gerobak mengalami pergerakan tanah yang merusak. Akibatnya, satu warga dilaporkan luka-luka. Dari segi material, setidaknya tiga rumah dan satu ruko terdampak. Beberapa akses jalan pun terputus, sangat menyulitkan pergerakan warga.
Tragedi di Tapanuli Selatan: Korban Jiwa Berjatuhan
Sementara nasib lain yang lebih tragis dialami oleh Kabupaten Tapanuli Selatan. Di sini, banjir dan longsor telah merenggut nyawa.
Abdul Muhari, Kapusdatin dan Komunikasi BNPB, mengonfirmasi hal ini kepada wartawan pada Rabu (26/11/2025).
"Dari wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan delapan warga meninggal dunia, 58 luka-luka dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi," ujarnya.
Artikel Terkait
Kebocoran Soal TKA 2025: Bocor di Grup WA hingga Live Streaming Pengawas
Longsor Timbun Parkiran Kampus UIN Imam Bonjol, Perkuliahan Terpaksa Daring
Operasi Zebra 2025 Bukukan 827 Ribu Pelanggar, Teguran Langsung Jadi Andalan
Truk Angkut Tabung Gas Terguling di Jagorawi Diduga karena Kelalaian Sopir