Soal jumlah, pemerintah memang punya rencana besar: mengirim sekitar 20 ribu personel. Tapi jangan bayangkan ini seperti merekrut pasukan baru. Menurut Mayjen Freddy Ardianzah selaku Kapuspen TNI, angka 20 ribu itu sebenarnya mencerminkan kapasitas yang sudah ada di tubuh TNI.
“Personel tersebut berasal dari satuan yang rutin menjalani pembinaan OMSP dan misi PBB, sehingga kemampuan dasar, interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan operasi di berbagai medan sudah terbentuk,” jelas Freddy pada Minggu (16/11).
Intinya, mereka sudah terlatih. Sudah siap. Tinggal menunggu lampu hijau dari pemerintah. Untuk misi Gaza ini, fokusnya ada pada dua kemampuan inti: kesehatan dan zeni konstruksi. Dua hal yang sangat krusial di tengah situasi kemanusiaan yang memprihatinkan.
“Untuk latihan khusus, TNI tetap menunggu mandat final, namun secara prinsip pasukan siap melaksanakan keputusan pemerintah secara profesional, proporsional, dan sesuai legal standing nasional dan internasional,” pungkas Freddy.
Jadi, semua sudah di atas meja. Tinggal menunggu keputusan final dan mandat yang jelas. Lalu, apakah benar-benar 20 ribu personel yang akan berangkat? Itu masih jadi pertanyaan. Yang pasti, TNI menyatakan kesiapannya.
Artikel Terkait
Obligasi Daerah: Wacana 25 Tahun yang Menanti Payung Hukum
Prabowo Gerak Cepat, Audit Medis Digelar Usai Ibu dan Bayi Tewas Ditolak Empat RS di Jayapura
Kerangka Diduga Alvaro Tiba di RS Polri, Tim Forensik Segera Ambil Sampel DNA
Ayah Tiri Tersangka Tewaskan Alvaro, Jenazah Disimpan di Garasi Tiga Hari