"Kami tidak hanya membangun gudang, tetapi menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Skema kolaborasi segitiga antara BULOG, petani, dan investor ini menjamin pasar melalui offtake agreement,"
jelasnya.
Sementara itu, respons dari Pemerintah Kabupaten Morotai sangat positif. Mereka menyambut baik terpilihnya Morotai sebagai lokasi Gudang Beras di wilayah 3T.
"Ini momentum tepat memperkuat rantai nilai UMKM pangan lokal,"
kata Kepala Dinas Perindagkop UMKM Morotai, M. Ramlan Drakel.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Morotai, Tachmid Bilo, menambahkan, dengan total 1.009 hektar lahan sawah di Morotai, kehadiran gudang BULOG diharapkan bisa mendongkrak produktivitas dan kualitas beras lokal.
Dukungan juga datang dari tingkat tapak. Kepala Desa Aha, Ramli, berharap pembangunan ini diikuti dengan pembangunan Jalan Tani dan Jembatan Tani. Sementara itu, Kepala Desa Tiley Kusu, Sugiatno, menyambut gembira.
"Program Trans Lokal New Transmigrasi akan menghidupkan kembali lahan tidur dan memperkuat swasembada beras di Morotai,"
ungkapnya.
Gudang yang ditargetkan beroperasi sebelum panen raya 2026 ini menjadi bukti nyata kolaborasi penta helix. Sebuah kerja sama yang melibatkan akademisi (TEP UI), pemerintah, media massa, komunitas, dan BUMN (BULOG) dalam mewujudkan kedaulatan pangan, dimulai dari wilayah pinggiran seperti Morotai.
Artikel Terkait
Antrean Khidmat di Makam Nabi Muhammad SAW, Salam Bergema di Madinah
Banjir Rob Genangi Empat RT di Kepulauan Seribu, Fase Bulan Baru Jadi Pemicu
Lumajang Hentikan Sementara Tambang Pasir, Ancaman Lahar Dingin Semeru Masih Mengintai
Gubernur Papua Minta Maaf, Ibu Hamil dan Bayinya Tewas Usai Ditolak Empat Rumah Sakit