Harapan untuk Pembahasan Strategis dan Kolaborasi Masa Depan
Fadli Zon menyampaikan harapannya agar forum IICCD 2025 dapat menghasilkan pembahasan mendalam mengenai isu-isu kunci seperti repatriasi, keberlanjutan, warisan budaya maritim, museum, musik, budaya populer, dan pertukaran kreatif. Ia menegaskan kesiapan Kementerian Kebudayaan untuk belajar dari hasil riset dan usulan para peserta guna memperkuat kebijakan diplomasi budaya Indonesia.
Konferensi ini juga diharapkan dapat berperan sebagai jembatan yang menghubungkan teori dan praktik, sekaligus memperkuat ekosistem kerja sama budaya internasional.
Dukungan dari Dunia Akademik
Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, Chairul Hudaya, turut menyoroti peran vital dunia akademik dalam mendukung diplomasi budaya melalui riset, perspektif kritis, dan komitmen pada inklusivitas. Ia mengapresiasi penyelenggaraan IICCD yang mendorong semua pihak untuk melihat melampaui narasi konvensional dan mengeksplorasi kontribusi praktik budaya, baik tradisional maupun kontemporer, bagi perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.
Peserta dan Fokus Konferensi
Indonesia International Conference on Cultural Diplomacy (IICCD) 2025 dihadiri oleh sekitar dua ratus peserta yang terdiri dari akademisi, komunitas, dan pembuat kebijakan. Konferensi ini menampilkan pembicara ahli dari berbagai bidang seperti Arkeologi, Antropologi, Museum, dan Hubungan Internasional dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Singapura, Portugal, Australia, UEA, Jerman, Kenya, dan Ukraina.
Selama dua hari, IICCD akan menjadi forum strategis untuk merumuskan kembali diplomasi budaya dengan mempertimbangkan pengalaman lokal dan dinamika global, serta memperkuat kolaborasi antar institusi, akademisi, komunitas, dan pembuat kebijakan untuk menciptakan dampak dan jejaring yang berkelanjutan.
Artikel Terkait
Genangan 50 Cem Paralyze Kebon Pala, 42 RT di Ibu Kota Terendam
Kejuaraan Nasional Tarung Derajat 2025 Dijawal, 278 Atlet Pelajar Dijaring untuk Cetak Kader Kelas Dunia
Waspada Rekrutmen Terorisme di Media Sosial: Tips Densus 88 untuk Orang Tua
Kematian Misterius Sarawut & Suda: Mengungkap Jaringan Perdagangan Manusia Thailand-Kamboja