Bahaya Bohong: Mengapa Dusta Disebut Induk Segala Dosa Besar & Kisah Nabi Ibrahim

- Senin, 10 November 2025 | 15:25 WIB
Bahaya Bohong: Mengapa Dusta Disebut Induk Segala Dosa Besar & Kisah Nabi Ibrahim

Rasulullah ﷺ telah memperingatkan: "Celakalah orang yang berbohong hanya untuk membuat orang lain tertawa." Artinya, bahkan kebohongan yang dimaksudkan sebagai lelucon pun tidak dibenarkan.

Mengapa Bohong Disebut Induk Segala Dosa?

Bohong adalah induk segala dosa besar karena:

  • Dari satu kebohongan akan melahirkan kebohongan lainnya
  • Menjadi pintu masuk dosa-dosa besar seperti korupsi dan pengkhianatan
  • Seperti racun yang menggerogoti moral pelakunya
  • Menghancurkan kepercayaan dalam masyarakat

Kebohongan Statistik: Bahaya Zaman Modern

Seorang filsuf membagi kebohongan menjadi dua: bohong sebenarnya dan bohong statistik. Jenis kedua inilah yang sangat berbahaya di era modern, dimana angka dan data bisa dimanipulasi untuk menyesatkan publik.

Peringatan Al-Qur'an bagi Pendusta

Allah berfirman dalam Surah Al-Mursalaat ayat 16-18: "Bukankah telah Kami hancurkan banyak generasi sebelum kamu? Kemudian Kami timpakan pula kepada generasi pengganti yang berdosa. Demikianlah Kami perlakukan kaum yang durhaka. Celakalah bagi para pendusta!"

Tanda Kemunafikan yang Harus Diwaspadai

Rasulullah ﷺ memberikan tanda jelas orang munafik: "Tanda orang munafik ada tiga: ketika berkata dia berbohong..." Di mana pun kebohongan menjadi budaya, di situlah kemunafikan tumbuh subur.

Refleksi untuk Kehidupan Kita

Jika Nabi Ibrahim saja merasa malu dengan tiga kebohongan dalam 125 tahun hidupnya, pantaskah kita merasa tenang dengan kebiasaan berbohong sehari-hari?

Jihad moral manusia modern adalah berani berkata benar meski kebenaran itu pahit. Kejujuran memang berat, tapi itulah fondasi dari segala kebaikan dan peradaban yang bermartabat.

Sebagai penutup, ada kebijaksanaan yang mengatakan: "Kamu bisa membohongi semua orang untuk sementara waktu, dan beberapa orang sepanjang waktu, tapi kamu tidak bisa membohongi semua orang sepanjang waktu."


Halaman:

Komentar