"Ketika terjadi konflik, kontribusi wakil kepala daerah menjadi nol. Mereka hanya menerima pekerjaan yang di-order dari kepala daerah tanpa pembagian kewenangan yang jelas," tegas Widodo.
Beban Anggaran yang Signifikan
Dari sisi anggaran, keberadaan 447 wakil kepala daerah di seluruh Indonesia memberatkan keuangan daerah. Widodo menghitung, dengan asumsi gaji dan tunjangan Rp150 juta per bulan per wakil kepala daerah, negara harus mengeluarkan miliaran rupiah setiap bulannya.
"Anggaran ini seharusnya bisa dialihkan untuk program pengentasan kemiskinan dan pelayanan publik yang lebih prioritas," ujarnya.
Kepentingan Politik di Balik Jabatan Wakil
Widodo menilai jabatan wakil kepala daerah lebih didorong kepentingan politik daripada pertimbangan efisiensi birokrasi. "Alasan politis seperti biaya Pilkada yang mahal jika tidak ada wakil menjadi pertimbangan utama, bukan alasan ilmiah atau efisiensi," katanya.
Oleh karena itu, Widodo secara tegas mendukung penghapusan jabatan wakil kepala daerah untuk menciptakan pemerintahan yang pro-rakyat, efisien, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Artikel Terkait
Kekuatan Politik Jokowi Dinilai Lumpuh, Relawan Utama Satu per Satu Menjauh
Polisi Gagalkan Tawuran di Kemayoran Ketapang, 6 Remaja Diamankan dan 3 Senjata Tajam Disita
Harga Singkong Anjlok ke Rp500/kg, Mentan Zulhas Sarankan Petani Gunungkidul Beralih Komoditas
Bahaya Radikalisme di Media Sosial, Satgas TMMD ke-126 Beri Penyuluhan ke Pelajar SMA