"Rutenya memang sama. Bukan soal persaingan penumpang karena JakLingko tidak berbayar, sedangkan angkot berbayar. Kemungkinan besar yang terdampak adalah pendapatan sopir angkot," jelasnya.
Klaim Sopir Angkot M02: Janji Stop Operasi yang Dilanggar
Dari kubu sopir angkot reguler M02, Trisno (61) memberikan versi berbeda. Ia menyatakan bahwa pihaknya hanya meminta pengalihan sementara rute Mikrotrans untuk menghindari benturan operasional. Trisno mengklaim sebelumnya telah ada kesepakatan antara kedua belah pihak untuk melakukan stop operasi (SO) sementara menunggu surat keputusan (SK) resmi dari pihak Transjakarta (TJ).
"Tiba-tiba pagi ini kami melihat masih ada Mikrotrans yang beroperasi di rute yang sama, padahal janjinya SO," ujar Trisno.
Trisno menjelaskan bahwa ia kemudian meminta sopir Mikrotrans untuk mengambil jalur alternatif menuju Gelonggongan, bukan melalui rute reguler angkot M02 ke arah Pisangan atau Gading Raya. Ia membantah keras tuduhan pengadangan terhadap armada Mikrotrans.
"Tidak ada pengadangan. Saya hanya mempersilakan mereka beroperasi melalui jalur yang telah disepakati," tegas Trisno.
Menurut pengakuannya, sopir Mikrotrans yang ditegur beralasan tetap menggunakan jalur awal karena mendapatkan perintah dari atasan. Hingga berita ini diturunkan, para sopir dari kedua kubu masih menunggu hasil mediasi sambil menahan kendaraan mereka untuk tidak beroperasi di jalur yang sama.
Artikel Terkait
3 Tempat Wisata Religi di Surabaya yang Wajib Dikunjungi: Sunan Ampel hingga Cheng Hoo
PM Qatar dan Yordania Bahas Gencatan Senjata Gaza: Update Terkini
Demo Gorok Leher Ainul Yaqin: Kecaman Internasional & Desakan Pemecatan dari Transjakarta
IKN Kota Hantu? Pemerintah Bantah dan Pastikan Pembangunan Tetap Jalan