MABBIM 2025: Perkuat Diplomasi Global dengan Bahasa Indonesia dan Melayu

- Sabtu, 01 November 2025 | 08:10 WIB
MABBIM 2025: Perkuat Diplomasi Global dengan Bahasa Indonesia dan Melayu
  1. Bahasa sebagai Mandat Konstitusional dan Rumah Kebangsaan: Bahasa berperan memelihara persatuan, menjaga martabat, dan memberikan layanan publik yang bermutu.
  2. Bahasa sebagai Infrastruktur Pengetahuan: Kehadiran KBBI, korpus peristilahan, dan standar kemahiran berbahasa dapat menuntun perkembangan sains, pendidikan, dan naskah resmi menuju peningkatan mutu.
  3. Bahasa sebagai Jembatan Persahabatan Antarbangsa: Diplomasi kebahasaan, pengajaran BIPA, dan standardisasi bersama mempermudah mobilitas dan meneguhkan posisi kawasan di panggung global.

Mempererat Hubungan Negara Serumpun Melalui Bahasa

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menambahkan bahwa seminar MABBIM menjadi momentum berharga untuk mempererat hubungan persahabatan antarnegara serumpun. "Bahasa Indonesia dan bahasa Melayu merupakan warisan agung yang tidak hanya mencerminkan identitas kebangsaan, tetapi juga menjembatani peradaban serumpun di Asia Tenggara," ujarnya.

Dukungan juga datang dari perwakilan Brunei Darussalam, Awang Suip bin Haji Abdul Wahab, yang menilai bahwa MABBIM lahir dari semangat bersama untuk mendukung, memajukan, dan menyatukan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu, bahasa resmi, dan bahasa integrasi antarbangsa.

Sementara itu, perwakilan Malaysia yang diwakili oleh Tuan Haji Mohd Salahuddin bin Dato' Paduka Mohamed menyebut MABBIM sebagai badan kebahasaan yang telah mempererat hubungan persahabatan dan persaudaraan tiga wilayah serumpun, menegaskan semangat kebersamaan melalui satu bahasa yang serumpun.

Masa Depan Kerja Sama Kebahasaan Regional

Melalui forum MABBIM 2025, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia semakin meneguhkan komitmen untuk menjadikan bahasa sebagai fondasi persahabatan, ilmu pengetahuan, dan diplomasi antarbangsa. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat posisi bahasa Indonesia dan Melayu di kancah global sekaligus memajukan peradaban serumpun di Asia Tenggara.


Halaman:

Komentar