Di bidang sosial, perusahaan telah mengoperasikan fasilitas pengelolaan sampah terpadu (TPST) di Desa Kawasi yang mampu mengolah 1,8 ton sampah per hari menjadi kompos dan material daur ulang. Selain itu, Harita Nickel mengembangkan zona ekonomi baru dengan lebih dari 20 kios milik masyarakat lokal, menciptakan peluang usaha dan memperkuat kemandirian ekonomi warga.
Kinerja Operasional dan Keuangan yang Positif
Sejalan dengan komitmen keberlanjutan, Harita Nickel mencatatkan kinerja operasional dan keuangan yang kuat hingga Kuartal III 2025. Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 22,40 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini, didorong oleh efisiensi berkelanjutan dan optimalisasi fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) serta Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang beroperasi stabil di Pulau Obi.
Perusahaan saat ini melanjutkan pembangunan fasilitas RKEF ketiga (KPS) dengan kapasitas produksi hingga 185.000 ton kandungan nikel dalam feronikel per tahun. Hingga Oktober 2025, progres fase kedua telah mencapai 91%, sementara fase ketiga mencapai 44%. Fasilitas baru ini akan memperkuat kontribusi Harita Nickel terhadap hilirisasi industri nikel nasional dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global.
Dengan landasan keseimbangan antara kinerja finansial yang solid, tata kelola yang kuat, serta kepedulian terhadap sosial dan lingkungan, Harita Nickel menegaskan posisinya sebagai perusahaan pertambangan yang bertumbuh secara bertanggung jawab dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta masa depan industri nikel Indonesia.
Artikel Terkait
Pemilik Gedung Terra Drone Diperiksa Polisi Usai Kebakaran Tewaskan 22 Karyawan
Bentrokan Berdarah di Tambang Emas Kalbar, WNA China Serang Petugas dan TNI
Laporan YLBHI Buka Suara: Operasi Militer Ilegal dan Duka yang Membisu di Papua
Menteri Muti Tinjau Revitalisasi SMP Al-Ittihad, Janji Pendidikan Bermutu untuk Semua