Akar Masalah Konflik Sudan: Sejarah, Penyebab, dan Pihak yang Terlibat
Konflik di Sudan bukanlah peristiwa yang muncul tiba-tiba. Ketegangan ini telah memanas sejak tahun 2023, namun akar permasalahannya dapat ditelusuri hingga ke tahun 2019, ketika Presiden Omar al-Bashir digulingkan melalui kudeta militer.
Era Kekuasaan Omar al-Bashir yang Panjang
Omar al-Bashir berkuasa di Sudan selama 30 tahun, dari 1989 hingga 2019. Awalnya, ia naik ke tampuk kekuasaan dengan dukungan Hassan al-Turabi, seorang ulama dan tokoh politik terkemuka. Namun, persekutuan ini tidak bertahan lama dan akhirnya pecah.
Selama tiga dekade, pemerintahan al-Bashir diwarnai oleh berbagai masalah kompleks:
- Kedekatan dengan Iran dan pemberian perlindungan kepada Osama bin Laden membuat Sudan dicap sebagai "negara sponsor terorisme" oleh Amerika Serikat dan Eropa. Akibatnya, negara ini menghadapi blokade ekonomi, diplomatik, dan politik yang berkepanjangan.
- Kebijakan Islam yang diterapkan al-Bashir memicu pemberontakan di wilayah selatan, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Setelah puluhan tahun perang saudara, Sudan Selatan akhirnya memisahkan diri dan merdeka pada tahun 2011.
Konflik Darfur dan Kebangkitan Milisi Janjaweed
Salah satu isu paling kelam yang mencoreng nama Sudan di mata internasional adalah konflik Darfur. Meskipun masyarakat Darfur mayoritas Muslim, mereka berasal dari etnis non-Arab, berbeda dengan kelompok yang mendominasi politik di Khartoum.
Sekitar tahun 2003, pemerintah melancarkan operasi militer di Darfur untuk memerangi pemberontak. Namun, alih-alih menggunakan tentara resmi, al-Bashir memanfaatkan milisi Janjaweed yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, atau yang lebih dikenal sebagai Hemedti.
Pasukan Janjaweed terkenal karena kebrutalannya. Serangan terhadap desa-desa dan pembunuhan massal menjadi taktik yang umum digunakan untuk mengintimidasi penduduk. Tindakan ini menuai kecaman keras dari Barat, yang menuduh pemerintah Sudan melakukan genosida.
Kudeta 2019 dan Perebutan Kekuasaan
Pada tahun 2019, Omar al-Bashir akhirnya digulingkan oleh angkatan bersenjata Sudan (SAF) yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. Al-Burhan kemudian mengambil alih kepemimpinan sementara dan menunjuk Hemedti sebagai wakilnya. Di bawah kepemimpinan baru, milisi Janjaweed berganti nama menjadi Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Artikel Terkait
Larangan Main Padel Tanpa Baju: 4 Alasan Penting untuk Ditaati
Kemacetan Parah Jalan Mampang, Kecepatan Hanya 10 Km/Jam!
Komet ATLAS Terbakar di Belakang Matahari: Misi Rahasia NASA Akankah Ungkap Misteri Asal-usulnya?
Godaan di Sekitar Notaris Terungkap! Ini Alasan UKEN Bukan Sekadar Formalitas.