Usman (60), warga asli kampung tersebut, menjelaskan pembagian penggunaan air. "Kalau kita minum, air pikul beli," katanya. Sementara untuk aktivitas mandi dan mencuci, mereka bergantung pada air sumur yang keruh dan sudah jelas tidak layak minum. Warga telah mengajukan permohonan sambungan air PAM sekitar dua bulan lalu, namun hingga kini belum ada realisasi.
Kondisi Sanitasi yang Memprihatinkan di Jakarta Barat
Masalah sanitasi di Kalideres ini juga sangat mengkhawatirkan. Air sumur yang digunakan berwarna kekuningan dan berbau tidak sedap. Bekas noda kuning dan bau karat terlihat jelas di fasilitas MCK warga, menggambarkan betapa buruknya kualitas air yang mereka gunakan untuk kebutuhan dasar.
Janji Pemerintah dan Tanggapan Pemkot Jakarta Barat
Menanggapi keluhan ini, Gubernur DKI Jakarta telah memerintahkan Pemkot Jakarta Barat untuk menyalurkan bantuan air bersih. Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, yang mendampingi, berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak PAM. "Insyaallah dalam waktu dekat nanti masuk," ujarnya mengenai akses air PAM yang masih dalam proses untuk wilayah Cengkareng dan Kalideres.
Selain air bersih, warga juga berharap pemerintah memperhatikan fasilitas umum lain yang masih minim, seperti sekolah dan puskesmas, untuk meningkatkan kualitas hidup di Kampung Apung Kapuk Teko.
Artikel Terkait
Tembok Penahan Tanah Roboh di Bogor, 12 Rumah Hancur dan 65 Jiwa Mengungsi!
Misteri di Balik Reruntuhan Es: Satu Korban Jiwa Ditemukan Setelah Pesawat Hilang Kontak di Greenland
12 Maestro & Pelestari Budaya Kalbar Diapresiasi Gubernur: Warisan Budaya Takbenda Capai 89!
Amanda Eka Lupita, Lulusan S2 Termuda UGM di Usia 22 Tahun: Ini Rahasia dan Perjuangannya