Bayangkan, Air Minum Harus Dibeli Rp 7.000 per Ember: Kisah Pilu Warga Kampung Apung Kapuk Teko

- Senin, 27 Oktober 2025 | 21:36 WIB
Bayangkan, Air Minum Harus Dibeli Rp 7.000 per Ember: Kisah Pilu Warga Kampung Apung Kapuk Teko

Usman (60), warga asli kampung tersebut, menjelaskan pembagian penggunaan air. "Kalau kita minum, air pikul beli," katanya. Sementara untuk aktivitas mandi dan mencuci, mereka bergantung pada air sumur yang keruh dan sudah jelas tidak layak minum. Warga telah mengajukan permohonan sambungan air PAM sekitar dua bulan lalu, namun hingga kini belum ada realisasi.

Kondisi Sanitasi yang Memprihatinkan di Jakarta Barat

Masalah sanitasi di Kalideres ini juga sangat mengkhawatirkan. Air sumur yang digunakan berwarna kekuningan dan berbau tidak sedap. Bekas noda kuning dan bau karat terlihat jelas di fasilitas MCK warga, menggambarkan betapa buruknya kualitas air yang mereka gunakan untuk kebutuhan dasar.

Janji Pemerintah dan Tanggapan Pemkot Jakarta Barat

Menanggapi keluhan ini, Gubernur DKI Jakarta telah memerintahkan Pemkot Jakarta Barat untuk menyalurkan bantuan air bersih. Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, yang mendampingi, berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak PAM. "Insyaallah dalam waktu dekat nanti masuk," ujarnya mengenai akses air PAM yang masih dalam proses untuk wilayah Cengkareng dan Kalideres.

Selain air bersih, warga juga berharap pemerintah memperhatikan fasilitas umum lain yang masih minim, seperti sekolah dan puskesmas, untuk meningkatkan kualitas hidup di Kampung Apung Kapuk Teko.


Halaman:

Komentar