Krisis Air Bersih di Kampung Apung Kapuk Teko, Warga Bergantung pada Air Pikul
Warga Kampung Apung Kapuk Teko, Kalideres, Jakarta Barat, hingga kini masih menghadapi kesulitan air bersih yang parah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka terpaksa menggunakan air sumur yang keruh untuk mandi dan mencuci, sementara untuk konsumsi seperti masak dan minum terpaksa membeli air pikul dengan harga yang terus melambung.
Ketergantungan pada Air Pikul dan Biaya Hidup yang Membengkak
Rudi (55), Ketua RT setempat, mengonfirmasi bahwa warga harus membeli air isi ulang atau air gerobak untuk keperluan minum. "Makanya dari dulu banyak warga itu minta pengajuan PAM," ujarnya. Saat ini, harga satu pikul air telah mencapai Rp 6.000 hingga Rp 7.000. Setiap rumah tangga bisa menghabiskan dua hingga lima pikul air per minggu, yang semakin memberatkan ekonomi warga.
Penyebab dan Sejarah Pencemaran Air Tanah
Menurut penuturan Rudi, masalah air tanah tidak layak konsumsi ini berawal sejak pertengahan 1990-an. Saat itu, kawasan Kampung Apung mulai sering tergenang banjir dan diduga kuat tercemar oleh limbah industri. Sejak saat itu, air sumur tidak lagi bisa digunakan untuk memasak.
Artikel Terkait
Pembela Nadiem Bantah Keterkaitan Rp809 Miliar dengan Kasus Chromebook
Warisan Beracun: Bagaimana Kebijakan Satu Anak Tiongkok Melahirkan Stigma Perempuan Sisa
Font Times New Roman Gantikan Calibri, Rubio Picu Perang Simbol di Birokrasi AS
Ruang Rapat Tertutup dan Misteri Dana Sosial yang Raib