Paul Biya Kembali Terpilih sebagai Presiden Kamerun untuk Periode Kedelapan
Paul Biya, pemimpin berusia 92 tahun, kembali memenangkan pemilihan presiden Kamerun untuk masa jabatan kedelapan secara berturut-turut. Dewan Konstitusional Kamerun secara resmi mengumumkan kemenangan Biya pada Senin (27/10) dengan perolehan suara sebesar 53,7 persen.
Hasil Pemilu dan Kontestan
Dalam pemilu presiden Kamerun ini, Biya berhasil mengungguli pesaing utamanya, mantan menteri Issa Tchiroma Bakary, yang meraih 35,2 persen suara. Bakary sebelumnya sempat mengklaim kemenangan dalam pemilu yang diselenggarakan pada 12 Oktober 2025 dan menyerukan para pendukungnya untuk melakukan demonstrasi menentang kemenangan Biya.
Kerusuhan Pasca Pemilu
Unjuk rasa yang terjadi di Kamerun berujung kerusuhan di kota ekonomi Douala. Menurut laporan, aparat keamanan terlibat dalam bentrokan dengan demonstran yang menyebabkan empat orang tewas. Seorang demonstran yang diwawancarai AFP mengungkapkan bahwa polisi awalnya menembakkan gas air mata sebelum akhirnya melepaskan tembakan peluru tajam.
Kontroversi dan Kritik Pemilu
Pemilihan umum di Kamerun menuai berbagai kritik dari dalam maupun luar negeri. Biya, yang merupakan pemimpin tertua di dunia saat ini, dituding memenangkan pemilu dengan cara yang tidak fair. Sebagai presiden kedua Kamerun sejak kemerdekaan tahun 1960, Biya dikenal sebagai pemimpin yang bertangan besi dan kerap menekan lawan politik serta kelompok oposisi bersenjata.
Kekuasaan Paul Biya di Tengah Tantangan Negara
Selama masa pemerintahannya, Biya terus mempertahankan kekuasaan meskipun Kamerun menghadapi berbagai tantangan kompleks, termasuk pergolakan sosial, kesenjangan ekonomi, dan kekerasan separatis yang terus mengancam stabilitas negara.
Artikel Terkait
KPK Beberkan Modus Setoran Rutin dari Agen TKA untuk Oknum Kemnaker, Ini Daftar 8 Tersangkanya!
Pohon Beringin Raksasa Tumbang & Tutup Jalan Kapten Muslihat Bogor, Begini Kronologinya!
Tembok Penahan Tanah Roboh di Bogor, 12 Rumah Hancur dan 65 Jiwa Mengungsi!
Misteri di Balik Reruntuhan Es: Satu Korban Jiwa Ditemukan Setelah Pesawat Hilang Kontak di Greenland