Seseorang yang menanam kesombongan dalam hati sejatinya sedang menciptakan penderitaannya sendiri. Ia merasa tidak pernah puas, selalu ingin lebih dari orang lain, dan menolak menerima bahwa segala sesuatu adalah titipan, bukan milik sejati. Ia pun sulit bersyukur, dan hidupnya senantiasa dihantui kegelisahan.
Kesombongan menjerumuskan manusia ke dalam kehidupan yang penuh persaingan, iri hati, dan dendam. Bahkan dalam kesendirian pun, hatinya tetap gelisah. Itulah derita batin yang tak tampak, namun terus menyiksa.
Obat Kesombongan
Mengobati kesombongan bukan perkara mudah, tetapi sangat mungkin. Langkah pertamanya adalah menyadari bahwa segala yang kita miliki yakni harta, ilmu, kedudukan, kecantikan, hingga waktu hidup adalah karunia Allah. Tanpa izin-Nya, kita bukan siapa-siapa.
Orang yang sadar akan hal ini akan senantiasa merendahkan diri (tawadhu'), bukan untuk menghinakan diri, tapi untuk menempatkan dirinya pada posisi yang benar: sebagai hamba.
Jalan Ringan Tanpa Sombong
Jika hidup terasa berat dan penuh beban, mungkin sudah saatnya menengok ke dalam hati. Apakah masih ada kesombongan yang diam-diam dipelihara? Jangan biarkan ia tumbuh, karena ia adalah akar derita yang menutup jalan menuju kebahagiaan sejati.
Mari kita bersihkan hati, rendahkan diri di hadapan Allah dan sesama, agar hidup ini terasa ringan, bukan karena bebas dari ujian, tapi karena hati kita bebas dari belenggu kesombongan.
*(Penulis adalah penggiat literasi dari Republikein StudieClub)
Artikel Terkait
Tembikar Gaza Bangkit: Warisan Budaya yang Tak Padam di Tengah Konflik
Bripda Fauzan Dipecat Polri: Kronologi Lengkap Kasus KDRT dan Sanksi Ganda
Bareskrim Polri Musnahkan Ladang Ganja 51,75 Hektare di Aceh, Selamatkan Rp 621 Miliar
Masa Depan Inovasi Global: Mengapa Blokade Teknologi Justru Memicu Kemajuan Mandiri