Biar saya tegaskan: mengkritik negara Israel bukanlah antisemitisme. Menginginkan keselamatan orang Yahudi tidak sama dengan mendukung apartheid, pendudukan, atau genosida yang dilakukan Israel. Kalau kekristenan Anda menyuruh Anda mengabaikan seorang imam yang diludahi di Tepi Barat, yang Anda anut bukanlah Injil. Itu penyembahan berhala politik.
Yesus sendiri takkan bingung soal ini.
Dia tak terkesan oleh kemegahan Bait Allah jika hanya jadi kedok eksploitasi. Dia tak diam ketika penguasa menyakiti yang lemah. Dia tak memihak kekaisaran hanya karena janji stabilitas.
Dan tentu saja, Dia tak akan menyuruh para pengikut-Nya mendanai penghinaan terhadap orang yang berdoa dalam nama-Nya.
Jadi, saat Anda menonton pastor ini bercerita tentang penghinaan yang ia terima, pahami apa yang sebenarnya Anda saksikan. Bukan cuma pelecehan personal, tapi sebuah sistem yang membiarkannya. Suasana di mana sekelompok orang merasa bisa berbuat semena-mena tanpa konsekuensi. Budaya impunitas yang dipupuk puluhan tahun pendudukan, dan kini diperkuat oleh kampanye dehumanisasi yang mencapai puncaknya di Gaza.
Untuk saudara-saudari Kristen saya: Saya tak minta Anda tinggalkan iman. Saya minta Anda praktikkan.
Jangan bersembunyi di balik propaganda Israel sementara umat Kristen sejati dihancurkan. Jangan bilang "berdiri bersama Israel" kalau yang Anda lakukan sebenarnya berdiri bersama penindasan. Jangan klaim itu "sesuai Alkitab" untuk mendukung kebijakan yang membuat anak-anak kelaparan, menghancurkan rumah, dan memperlakukan pendeta seperti sampah.
Kalau iman Anda berarti sesuatu, ia harus berarti juga ketika korbannya adalah orang Palestina baik Muslim maupun Kristen.
Karena jika Anda bisa melihat seorang pendeta diludahi di jalanan Tepi Barat, dan masih percaya bahwa Negara Israel mewakili "nilai-nilai Kristen", maka ada yang salah dengan kompas moral Anda.
Dan untuk Anda yang bukan Kristen, pahami ini: ini bukan "konflik agama". Ini adalah pendudukan dan sistem dominasi yang merugikan semua yang terjamahnya. Orang Palestina yang paling menderita. Tapi dusta bahwa semua ini untuk "melindungi orang Kristen" langsung runtuh saat Anda menonton video tadi.
Saya membagikan ini hari setelah Natal karena waktunya tepat. Gereja-gereja di Amerika masih dipenuhi jemaat yang hangat oleh kebaktian lilin, nyanyian pujian, dan kisah kelahiran Yesus. Orang-orang yang merasa dekat dengan-Nya hari ini.
Bagus. Pertahankan perasaan itu. Lalu bawa kedekatan itu kepada mereka yang paling dekat dengan Yesus secara geografis dan historis umat Kristen Palestina. Jangan biarkan mereka terhapus begitu saja.
Artikel Terkait
Srimulat Bangkit di Surabaya, Tessi-Kadir Siap Guncang Balai Budaya
Setelah Disiksa dan Dipaksa Jadi Scammer, 9 WNI Akhirnya Bebas dari Kamboja
Bung Hatta dan Secangkir Kopi: Mengapa Kejujuran Lebih Berharga daripada Kepintaran
Bandung Gelar Pertunjukan Seni untuk Renungkan 2025 dan Siapkan Harapan 2026