Kepadatan KRL Tanah Abang: Kisah Harian Penumpang dan Pedagang
Stasiun Tanah Abang tetap ramai meski malam telah tiba. Antrian penumpang masih terlihat memadati peron menuju Rangkasbitung, menciptakan pemandangan sesak khas ibukota. Suasana ini menggambarkan betapa sibuknya transportasi kereta di Jakarta, terutama bagi para pekerja dan pedagang.
Rutinitas Harian Karyawan Kantoran
Ari (22), karyawan kantoran yang tinggal di Maja, mengandalkan KRL untuk pergi ke Rasuna Said setiap hari. "Kalau dari daerah rumah itu satu-satunya transportasi ya KRL," ujarnya. Perjalanannya dimulai dari Maja ke Tanah Abang, kemudian transit ke Sudirman. Menurut Ari, jam sibuk pagi hari antara pukul 6 hingga 8 adalah waktu tersibuk. "Mungkin sampai kejepit atau terdorong-dorong di dalam gerbong," tambahnya. Meski begitu, ia mengaku sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
Pengalaman Berbeda Saat Pulang Kerja
Ari menceritakan bahwa kepadatan KRL saat pulang kerja lebih ringan dibanding berangkat. "Kalau pulang agak sedikit senggang. Biasanya jam tujuh malam baru balik," katanya. Hal ini menunjukkan pola penggunaan KRL yang berbeda antara jam berangkat dan pulang kerja.
Artikel Terkait
Menjaga Gereja: Antara Kewajiban Negara dan Batasan Iman
Dino Patti Djalal Buka Suara: Krisis Kepemimpinan dan Ancaman Silent Minister di Kemlu
Ustaz Jazir Tutup Usia, Tinggalkan Cita-Cita Wakaf Produktif untuk Seluruh Masjid
Bencana di Sumatera: Ketika Alam Murka Akibat Ulah Manusia