Di sisi lain, Depe bersikeras bahwa maksudnya hanya menengahi. Dia merasa sedang mendorong semangat kebersamaan, bukan memicu perpecahan.
"Aku cuma menengahi di sini, bukan waktunya sekarang itu mencari siapa yang paling oke, siapa yang paling pintar... tapi bagaimana kita bersinergi. Kita itu bermasyarakat, bersatu, bukan saling berantem."
Dalam live yang sama, dia juga bercerita tentang pengalaman pribadi. Anaknya yang kini menjadi anggota TNI memberinya gambaran soal betapa sulitnya medan distribusi bantuan. Hal itu, katanya, membuatnya paham betul bahwa proses menyalurkan bantuan bukan perkara mudah.
"Apalagi anak aku di TNI, pagi siang sore malam anak aku melihat bapak-bapak TNI jalan kaki memberikan bantuan, karena medannya untuk memberikan bantuan juga kita melihat (sangat sulit)."
Namun begitu, dia tak bisa menyembunyikan kekecewaannya pada para pengkritik. “Tapi Ya Allah, pada nirempati banget. Yang ngata-ngatain, makanya mungkin ada kepentingan, ada orang yang pengen jadi presiden kali,” tambahnya dengan nada sinis.
Puncak kontroversinya justru ada di akhir pernyataan. Dengan polos, Depe mengungkapkan harapan pribadinya yang cukup mengejutkan: agar Prabowo Subianto menjadi presiden seumur hidup.
"Tapi, kalau aku pribadi, bapak Presiden Prabowo harus jadi presiden seumur hidup."
Pernyataan terakhir itu, tentu saja, semakin mengeraskan pendapat publik. Bagi yang mendukung, Depe dianggap hanya menyuarakan fakta. Tapi bagi yang kecewa, komentarnya dinilai tak sensitif dan justru mengalihkan isu dari penderitaan korban ke dalam narasi politik yang sempit.
Jadi, benarkah dia menghina? Atau ini sekadar salah paham terhadap gaya bicaranya yang ceplas-ceplos? Tampaknya, di ruang publik yang riuh ini, setiap kata punya konsekuensinya sendiri. Dan Depe sekali lagi harus menelan pil pahitnya.
Artikel Terkait
Pos Polisi Bertema Frozen di Jombang Sediakan Kopi dan Pijat Gratis
Bali Sepi di Libur Akhir Tahun, Warga Soroti Diskriminasi dan Persaingan
Satpol PP Bongkar 16 Reklame Rapuh Jelang Ancaman Cuaca Ekstrem
Makan Bergizi Gratis Tetap Jalan Saat Libur: Proyek atau Kepedulian?