Selain soal penindakan, antisipasi kemacetan juga jadi perhatian serius. Mereka sudah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas, terutama di titik-titik wisata yang diprediksi bakal ramai. Kawasan seperti Malioboro, pantai-pantai di Gunungkidul, Parangtritis, sampai Taman Wisata Candi Prambanan akan menjadi perhatian khusus.
“Kami akan meluncurkan petunjuk via QR Code yang bisa di-scan masyarakat. Di dalamnya ada direktif dan titik-titik penting, mulai dari Malioboro, pantai Gunungkidul, Parangtritis, hingga Prambanan,” ujar Ardi memaparkan inovasinya.
Di sisi lain, pengamanan juga dipusatkan di ruas Jalan Solo. Jalur ini kan jadi pintu utama keluar-masuk Yogyakarta. Mereka sudah berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah agar penanganannya selaras. Beberapa putaran balik atau u-turn bahkan akan ditutup sementara. Tujuannya sederhana: mengurangi konflik arus kendaraan yang bisa memicu kemacetan panjang.
Berdasarkan evaluasi tahun lalu, arus kendaraan diperkirakan bakal naik signifikan. Personel sudah disiagakan untuk menghadapi lonjakan ini.
“Data Nataru tahun lalu mencatat sekitar 1,6 juta kendaraan. Tahun ini kami prediksi bakal meningkat, mungkin sampai 50 persen, atau sekitar 2,4 juta kendaraan. Dan kami sudah siap,” tandas Ardi menyebutkan angka-angka yang harus diwaspadai itu.
Artikel Terkait
Tujuh Hari yang Menentukan Nasib Upah Buruh
KSAD Minta Media Tak Ekspos Kekurangan Penanganan Bencana, Organisasi Pers Soroti Pembatasan Informasi
Presiden Lee Jae Myung Usulkan Perawatan Rambut Rontok Ditanggung Asuransi, Pro dan Kontra Mengemuka
KSAD Minta Media Tak Ekspos Kekurangan Pemerintah, Organisasi Pers Soroti Pembungkaman Informasi Bencana