Di sinilah nuansa tawar-menawar yang lucu dimulai. Ternyata, Mega punya syarat. Ia mau menyanyi jika Rano menyumbang donasi besar untuk Sumatera. Menurutnya, angka Rp 500 juta yang disebut Rano belum cukup. "Ngapain setengah M, aku nggak mau nyanyi," ucap Mega. Ia menantang untuk menaikkannya jadi Rp 1 miliar.
Rano segera menanggapi. "Udah Bu, udah Rp 1 M sekarang. Habis Ibu nyanyi kita omongin sekarang. Jangan ditutup [dulu donasinya], ini Ibu Gubernur belum nyumbang loh, Bu," selorohnya, mencairkan ketegangan.
Tapi Mega tak berhenti di situ. Tantangannya malah naik level. "Saya tantang. Saya mau nyanyi kalau naiknya 100 persen. Jadi kalau 100 persen itu jadi Rp 2 M, ayo siapa yang mau?" candanya. Sasaran berikutnya adalah Gubernur DKI, Pramono Anung. "Ini suka bohong sama saya. Kalau yang tahu namanya Pram udah nambahin," kata Mega lagi.
Rano buru-buru menimpali. "Tadi Pak Gubernur telepon, Gubernur nyumbang Rp 1 miliar," katanya.
Mendengar itu, Mega menggunakan 'kartu' terakhirnya sebagai ketua umum. "Oh, kalau gitu, masa Rp 1 miliar? Kalau gitu saya bilang gini, Ketua Umum memerintahkan Gubernur DKI untuk nyumbangnya Rp 2 M. Ayo nyanyi."
Ia lalu menambahkan dengan senyum khasnya, "Makanya jangan lemes jadi perempuan. Apalagi kalau saya nari, naik lagi [sumbangannya]. Saya pintar nari, loh."
Akhirnya, setelah tawar-menawar yang seru dan penuh gelak tawa itu, Megawati pun memenuhi 'permintaan' hadirin. Ia benar-benar bernyanyi di atas panggung, ditemani Rano Karno dan beberapa orang lainnya. Momen itu menjadi penutup acara yang tak terlupakan, di mana pesan serius dan kehangatan bersahut-sahutan dengan begitu natural.
Artikel Terkait
Juru Bicara Bencana Aceh yang Berani Bungkam Janji Kosong Jakarta
Garis Start yang Tak Setara: Ketika Pendidikan Justru Memperdalam Jurang
Trump Desak Ukraina Segera Akhiri Perang, Sebut Rusia Sudah Siap
KPK Amankan Bupati Bekasi dalam Operasi Dini Hari