Yerusalem Rencana Israel untuk membangun ribuan unit pemukiman baru di Yerusalem Timur kian mengkristal. Kali ini, targetnya adalah lahan bekas Bandara Internasional Yerusalem, atau Qalandia. Menurut sejumlah pengamat, langkah ini bukan sekadar perluasan permukiman biasa. Ini adalah eskalasi berbahaya yang bertujuan mengukir peta baru di lapangan, mengisolasi Yerusalem utara dari kantong-kantong komunitas Palestina di sekitarnya.
Bayangkan saja: sekitar 9.000 unit rumah akan didirikan di atas tanah yang sebagian merupakan milik pribadi warga Palestina. Skemanya masif. Proyek semacam ini, jika jadi, bakal menjadi pukulan telak bagi kesinambungan geografis antara Yerusalem dan Ramallah. Tatanan perkotaan Palestina di kawasan itu terancam runtuh.
Lokasinya sendiri sangat strategis, atau lebih tepatnya, sangat rawan. Kawasan itu adalah jantung wilayah perkotaan Palestina yang padat, mencakup Kafr Aqab, Qalandia, Al-Ram, Beit Hanina, dan Bir Nabala. Kehadiran pemukiman baru Israel di tengah-tengahnya jelas akan mempersempit ruang hidup warga. Yang tadinya terintegrasi, bakal terpecah-belah. Kebijakan isolasi yang selama ini diterapkan Israel terhadap Yerusalem, diprediksi akan makin mengental.
Nah, prosesnya sedang berjalan. Komite Perencanaan dan Pembangunan Distrik Israel rencananya akan menggelar pertemuan penting Rabu depan. Dalam pertemuan itu, mereka diperkirakan akan menyetujui prinsip-prinsip dasar proyek. Termasuk di dalamnya, alokasi untuk ruang komersial dan area publik yang tentu saja dirancang untuk melayani pemukim baru.
Artikel Terkait
GMNI Pecat Kader karena Ujaran Rasis Terhadap Suku Sunda
Membedah Kesalahan: Mengkritik Penguasa Bukanlah Ghibah
Di Tengah Bencana, Jakarta Tegas Tolak Bantuan Asing, Aceh Berteriak Minta Tolong
Duka di Kampus Elit: Fisikawan MIT Tewas Ditembak di Apartemen Brookline