“Iya Pak, terima kasih Pak,” ucapnya, masih terdengar senang.
Momen cair itu terjadi di sela-sela kunjungan kerja Presiden. Tujuan utamanya sebenarnya adalah untuk menemui guru dan anak-anak korban tabrakan yang melibatkan sopir dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Tapi di sisi lain, kedatangannya jelas memancing antusiasme. Sejak tiba, suasana sudah terasa berbeda. Warga berbaris rapi, antre bukan hanya untuk sekadar melihat, tapi juga bersalaman dan menyapa langsung.
Prabowo tampak santai melayani. Setelah menjenguk korban, ia masih menyempatkan diri menyapa dan berfoto dengan warga lainnya yang masih menunggu di lobi.
Menurut informasi dari rumah sakit, awalnya ada sembilan pasien yang dirawat di RSUD Koja terkait insiden tersebut. Enam di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Sementara tiga pasien lain masih harus menjalani perawatan dan pemantauan lebih intensif. Kunjungan presiden ini, di luar momen seru tadi, pada dasarnya adalah wujud empati terhadap mereka, terutama para korban yang masih anak-anak dan tenaga pendidik.
Ruang tunggu yang biasanya hening, siang itu riuh rendah oleh canda dan sapaan. Sebuah pemandangan yang cukup kontras dengan kesan suram sebuah rumah sakit.
Artikel Terkait
Skandal Black Gold: Fitrah dan Tim Kabar Kilat Bongkar Mesin Pencucian Uang di Balik Dana Amal
Latihan Militer Terganggu, 26 Warga China Diamankan Usai Insiden Drone dan Penyerangan di Ketapang
Prabowo dan Mimpi Sawit Papua: Ulangi Kesalahan atau Belajar dari Sumatera?
The Bond: Drama Keluarga yang Menguras Emosi, Kisah Lima Saudara Bertahan di Tengah Badai