Cuaca ekstrem belum berakhir. Dari Istana Negara, peringatan resmi kembali disampaikan: dampak Siklon Bakung diprediksi masih akan terasa hingga akhir tahun depan. Badai ini, yang saat ini bergerak dari barat Sumatera menuju Lampung, tetap menjadi ancaman serius yang perlu diwaspadai.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna Senin lalu, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani memberikan penjelasan mendetail. Ia mengungkapkan, meski Siklon Bakung bergerak menjauhi Indonesia, intensitasnya justru meningkat.
"Siklon Bakung ini berkembang di barat daya Lampung, bergerak menjauhi Indonesia. Tapi tadi pagi kami pantau, tadi malam kami pantau dia naik dari kategori 1 ke kategori 2," kata Faisal.
Ia lalu menambahkan, "Ini kalau siklon yang tertinggi yang paling berbahaya adalah kategori 5."
Sebagai perbandingan, Faisal mengingatkan kembali betapa berbahayanya anomali cuaca. Siklon Seroja yang memicu banjir besar di Sumatera awalnya hanya level 1. Namun, situasi unik membuatnya berubah jadi bencana.
"Siklon Seroja sendiri hanya kategori 1. Tapi karena banyaknya awan di sana dan dia terperangkap antara Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia, dia berada di sana selama 2-3 hari," urainya.
Bayangkan saja. Curah hujan yang biasanya turun dalam satu bulan, bahkan satu setengah bulan, itu jatuh hanya dalam sehari. Dan kondisi itu berlangsung terus-menerus selama dua sampai tiga hari. Itulah yang terjadi kala itu.
Artikel Terkait
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik