Di sebuah ballroom hotel di Lumajang, suasana sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) terasa berbeda. Nanik Sudaryati Deyang dari BGN berbicara blak-blakan. Intinya, kini bupati dan wali kota punya kendali penuh. Bahkan, wewenang untuk menghentikan operasi dapur MBG jika ada masalah ada di tangan mereka.
“Sekarang BGN tidak lagi jalan sendiri. Di daerah, yang menjadi conductor-nya, yang menjadi aranger-nya adalah Ibu Bupati di Lumajang ini,” tegas Nanik dalam acara itu, Minggu (14/12) lalu.
Dia tak sekadar bicara. Landasan hukumnya jelas, berasal dari Keputusan Presiden nomor 28 tahun 2025. Keppres itulah yang menguatkan peran kepala daerah dalam koordinasi program nasional ini.
“Jadi Ibu bisa menghentikan dapur, dengan memberi tahu ke kanan kiri, merekomendasikan ini harus diberhentikan karena tidak nurut, karena SLHS belum ada, IPAL nggak ada, dapurmya jelek, berantem mulu antara SPPG dengan mitra, silakan,” lanjutnya dengan nada tegas.
“Karena saya tim investigasi beri tahu saya, tembuskan ke saya, dan Anda punya hak untuk itu.”
Perkataan Nanik sepertinya langsung disambut Bupati Lumajang, Indah Amperawati, yang hadir di tempat. Selama ini, menurut Indah, kepala daerah sering terbentur regulasi. Mereka tahu ada kejanggalan di lapangan, tapi tak bisa berbuat banyak. Sekarang, situasinya berubah.
Indah merasa lebih leluasa. Bahkan, dia tak segan membuka kanal pengaduan langsung via WhatsApp untuk siswa dan guru.
“Saya bebaskan kepada semua siswa penerima kah, guru kah, boleh langsung WA ke saya. Boleh WA langsung ke Wakil Bupati,” ujar Indah.
Artikel Terkait
Zelensky Buka Opsi Lepas Ambisi NATO, Asal Barat Beri Jaminan Nyata
Di Balik Jeruji, Ferdy Sambo Berkhotbah tentang Kebebasan
Ancaman Pisah dari NKRI Menggantung, Nias Tertekan Usai Bencana dan Kelambanan Pusat
Raffi Ahmad Ungkap Momen Hati Rafathar Luluh Saat Pertemuan Pertama dengan Lily