Promo harga murah dengan segudang fasilitas. Itulah umpan utama yang dipasang Ayu Puspita dan Dimas untuk menjaring korban. Modusnya? Wedding organizer abal-abal. Dengan tawaran yang sulit ditolak itu, banyak calon pengantin yang akhirnya terjebak.
Tak cuma harga miring, bonus-bonus menggiurkan juga digelontorkan. Paket bulan madu, misalnya. Siapa sih yang nggak tergoda? Menurut penyelidikan, cara-cara seperti inilah yang membuat jasa mereka laris manis sebelum semuanya terbongkar.
Kombes Iman Imanuddin, Dirreskrimum Polda Metro Jaya, membeberkan trik mereka dalam jumpa pers Sabtu (13/12) lalu.
“Dari paket murah tadi, mereka tawarkan fasilitas lain yang wah,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya.
“Tempat pernikahan yang fantastis, terus paket liburan ke sejumlah lokasi. Ke Bali contohnya, lengkap dengan paket wisata dan honeymoon. Nah, itu yang bikin calon korban tertarik dan akhirnya memakai jasa tersangka.”
Modus ‘Gali Lubang Tutup Lubang’ yang Akhirnya Jebol
Polisi menduga kuat skema yang dipakai keduanya adalah Ponzi klasik. Iman menyebutnya dengan istilah yang lebih gamblang: sistem gali lubang tutup lubang.
“Memang ada indikasi skema Ponzi dalam bisnis mereka ini,” tegas Iman.
“Caranya, uang dari pendaftar baru dipakai untuk menutupi biaya pernikahan pendaftar lama. Begitu seterusnya berputar.”
Namun begitu, skema itu jelas tak bisa bertahan selamanya. Pada akhirnya, mereka kelabakan dan tak sanggup lagi membiayai acara pernikahan para korban yang sudah mendaftar.
Artikel Terkait
Senyum Rara di Sekolah Rakyat, Setelah Badai Kehidupan di Pesisir Ternate
Dari Layar ke Pelaminan: 5 Drama Byun Yo Han yang Patut Ditonton Jelang Kabar Pernikahan dengan Tiffany SNSD
Mempawah Kaderisasi Hakim MTQ Lewat Bimbingan Teknis
Internet 500 Mbps Pulihkan Sekolah Terdampak Banjir, Duta Digital Dicanangkan