Nah, soal penciuman yang tajam inilah yang menarik. Mungkin layak dipertimbangkan untuk melibatkan mereka dalam penyelidikan. Bayangkan, gajah-gajah ini bisa membantu mengendus siapa saja manusia serakah yang merusak rumah mereka di hutan.
Usulan ini mungkin terdengar aneh. Tapi sebenarnya tidak juga. Polisi sudah lama memakai anjing pelacak untuk mencari korban di reruntuhan. Prinsipnya kurang lebih sama: memanfaatkan kepekaan indra hewan untuk kepentingan penyelidikan.
Jadi, mengapa tidak memberi kesempatan pada gajah Sumatera?
Biarkan mereka mengendus para pembalak hutan. Tentu saja, pawangnya yang akan bertindak sebagai operator. Pawang harus bisa mengarahkan gajah agar hanya mengidentifikasi pelaku, bukan marah dan membantingnya dengan belalai. Cukup dengan menyemprotkan air ludah ke orang yang terendus sebagai pembalak, itu sudah jadi tanda yang jelas.
Di sisi lain, ini bukan sekadar soal penyelidikan. Ini juga bentuk pengakuan atas jasa mereka yang selama ini menjaga hutan, sementara manusia justru merusaknya.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam