Di sebuah konferensi pers yang digelar di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan kabar penting. Bersama Kanselir Jerman Friedrich Merz, ia mengumumkan bahwa Israel dan Hamas hampir memasuki fase kedua gencatan senjata. Syaratnya, Hamas harus mengembalikan jenazah sandera terakhir yang masih mereka tahan.
Namun begitu, satu hal masih menjadi ganjalan. Hamas hingga kini belum menyerahkan jenazah Ran Gvili, petugas polisi berusia 24 tahun yang tewas pada serangan 7 Oktober 2023 lalu. Jenazahnya dibawa ke Gaza, dan itulah yang kini jadi titik pangkal perundingan.
Netanyahu bersikeras. Fase kedua gencatan senjata bisa dimulai paling cepat akhir bulan ini, asal syarat itu terpenuhi. Inti dari fase ini cukup jelas: pelucutan senjata Hamas dan penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.
Rencananya tak berhenti di situ. Fase kedua juga akan melibatkan penempatan pasukan internasional untuk mengamankan Gaza. Lalu, akan dibentuk pemerintahan sementara Palestina yang menjalankan administrasi sehari-hari. Semua ini rencananya bakal diawasi dewan internasional pimpinan Presiden AS Donald Trump.
Demikian penegasan Netanyahu, seperti dikutip dari kantor berita AP, Senin lalu.
Di sisi lain, Kanselir Merz menegaskan komitmen Jerman. Negeri itu akan membantu pelaksanaan fase kedua dengan mengirim perwira dan diplomat ke pusat koordinasi sipil-militer pimpinan AS di Israel selatan. Bantuan kemanusiaan ke Gaza juga akan terus dialirkan.
Merz juga menyentuh soal solusi dua negara. Ia menyatakan Jerman masih meyakini itu sebagai pilihan terbaik.
ujarnya.
Artikel Terkait
Tangis dan Harap di Depan Pos DVI: Keluarga Korban Kebakaran Kemayoran Menanti Kepulangan
Ferry Irwandi Balas Sindiran Endipat dengan Santai: Beliau Sudah Minta Maaf
Zulfa Mustofa Ditunjuk Jadi Penjabat Ketum PBNU, Buka Suara Soal Hubungan Keluarga dengan Maruf Amin
TNI Kerahkan 33 Ribu Personel, Bantuan Diteroboskan dari Udara hingga Jalan Kaki