Meski begitu, gambaran mengerikan mulai terungkap. UNICEF, badan PBB untuk anak-anak, menyebut lebih dari 10 anak usia lima hingga tujuh tahun menjadi korban. Sementara itu, kementerian luar negeri yang berpihak pada tentara memberikan angka yang lebih mengerikan: 79 orang tewas, 43 di antaranya adalah anak-anak.
Demikian kata Perwakilan UNICEF untuk Sudan, Sheldon Yett. Ia mendesak semua pihak untuk segera menghentikan serangan semacam ini.
Pergerakan RSF tampaknya semakin agresif. Setelah berhasil merebut El-Fasher benteng terakhir tentara di barat pada akhir Oktober, mereka kini bergerak ke timur. Sasaran mereka adalah wilayah Kordofan yang kaya minyak. Akibatnya, gelombang pengungsian tak terelakkan. PBB mencatat, lebih dari 40.000 orang telah mengungsi dari wilayah tersebut hanya dalam sebulan terakhir.
Para analis melihat pola yang lebih besar di balik serangan ini. Mereka meyakini aksi paramiliter itu bertujuan memutus pertahanan terakhir tentara di sekitar Sudan tengah. Jika berhasil, jalan untuk merebut kembali kota-kota besar, termasuk ibu kota Khartoum, akan terbuka lebar. Konflik ini, sayangnya, masih jauh dari kata berakhir.
Artikel Terkait
Sutoyo Abadi Desak Prabowo: Sikat Penghianat dalam Kabinet
Pernikahan Beda Agama Berakhir di Meja Hijau: Dicatat Kristen, Diceraikan di PN
Rekonstruksi Heboh: Dosen Unissula dan Dokter Anestesi Berebut Fakta di RS Islam Semarang
Angin Kencang dan Pohon Tumbang Hantam Mobil di Jalan Gunungsari Surabaya