Helikopter Polisi Terbang Rendah, Manuver di Tengah Angin Kencang
Di lapangan, kesulitan nyata terlihat. Di Aceh Tamiang, sebuah helikopter Baharkam Polri harus melakukan manuver khusus: melayang di ketinggian sangat rendah untuk menurunkan bantuan. Mereka tak bisa menjatuhkannya dari ketinggian biasa karena khawatir rusak.
“Tidak ada tempat aman untuk melakukan dropping bantuan. Seluruh area tergenang, lahan kosong berubah menjadi arus deras, dan titik-titik evakuasi tak lagi dapat dijangkau,” papar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho.
Penerbangan itu dipimpin pilot AKBP Dian Didik Arvianto, dengan kopilot IPTU Vidya H. Mangundjaya, serta dua awak pendukung. Mereka harus mengambil keputusan cepat di tengah angin kencang dan jarak pandang yang minim. Situasinya benar-benar menegangkan, tapi itulah satu-satunya cara untuk menjangkau warga yang terjebak.
Rumah Sakit Porak Poranda, TNI Dikerahkan Bersihkan Lumpur
Salah satu gambaran kerusakan parah terlihat di RSUD Aceh Tamiang. Fasilitas kesehatan ini porak-poranda diterjang banjir dan longsor. Lumpur tebal memenuhi ruangan, peralatan medis hanyut atau rusak.
TNI AD mengerahkan 80 personel untuk membersihkan kekacauan itu. Mereka menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan dan mengevakuasi pasien.
“Pembersihan RSUD Tamiang pasca banjir telah dilaksanakan mulai Kamis, 4 Desember 2025 dengan kekuatan 35 orang,” ujar Subhi Fitra.
Lumpurnya sendiri, menurut laporannya, tebalnya mencapai 40 cm dan sudah mulai mengeras. Barang-barang yang tersisa pun sudah rusak berat.
Saat ini, aktivitas perawatan pasien dipindahkan ke lantai dua yang tidak kebanjiran. Meski begitu, kondisinya sangat darurat.
“Menurut keterangan dari Kepala RSUD Tamiang, di lantai 2 yang kebetulan tidak terkena banjir, masih ada pasien dirawat hingga pada saat ini, walaupun tidak ada lagi alat medis yang bisa digunakan,” tambah Subhi Fitra.
Itulah kondisi terbaru di Sumatera. Bencana belum berakhir, dan perjuangan untuk pulih masih sangat panjang.
Artikel Terkait
Nasib Tragis Dwi Putri: Gugup di Agen LC, Tewas Disiksa demi Ritual Penglaris
Algoritma Media Sosial: Benarkah Hanya Ulil yang Jadi Sasaran Kritik?
Kayu Lapuk Bernomor Seri: Ketika Alibi Tak Mampu Menutupi Jejak Pembabatan
Di Balik Klaim Reaksi Cepat, Korban Banjir Aceh dan Sumatera Masih Bertahan Sendiri