Politik mahal, menurutnya, justru membuka celah korupsi. Salah satu solusi yang ia usung adalah memilih gubernur dan bupati melalui DPRD, bukan lagi pemilihan langsung.
Cara serupa sudah lama dipraktikkan di banyak negara maju. Malaysia, India, Inggris, Kanada, Australia negara-negara terkaya itu justru menjalankan sistem politik yang murah.
Pujian untuk Doa Nusron Wahid
Ada momen yang cukup menghibur. Prabowo tiba-tiba memuji Menteri ATR/BPN Nusron Wahid yang membacakan doa pembuka. Rupanya, ia sangat terkesan.
Prabowo lalu berkelakar. Jangan-jangan Nusron salah jabatan, dan lebih cocok jadi Menteri Agama. Candaan itu langsung disambut gelak tawa hadirin.
Dalam doanya, Nusron meminta kekuatan untuk Prabowo memimpin, sekaligus mendoakan korban bencana di sejumlah wilayah Sumatera.
Sorotan untuk Bahlil Lahadalia
Pujian lain ditujukan kepada Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia. Prabowo menyebut Bahlil sebagai orang yang cerdas dan sangat detail.
Karena Bahlil berasal dari Papua, Prabowo lalu menyebut ciri khas orang Indonesia Timur: setia dan keras hati.
Menanggapi Pengejek
Namun begitu, pidatonya juga menyelipkan kritik halus. Prabowo mengungkapkan masih ada pihak terutama dari kalangan elite yang gemar mengejek kebijakannya.
Ia mencontohkan kritik soal pengadaan alutsista yang masif. Bagi Prabowo, itu adalah langkah antisipasi wajib, mengingat Indonesia berada di ring of fire dan rawan bencana.
Pada akhirnya, kata dia, ejekan tanpa solusi itu tak ada gunanya. Tak bisa membangun jembatan, menciptakan lapangan kerja, atau menjamin ketersediaan kebutuhan pokok rakyat.
Artikel Terkait
Rizal Fadhillah Ramal 2026 Jadi Titik Nadir bagi Jokowi
Gelombang Kayu Gelondongan Hantam Rumah Warga di Tapanuli Tengah
Ejekan Jenggot Ustaz Syafiq di Medsos: Bukan Kritik, Tapi Olok-olok yang Berbahaya
Menteri Lingkungan Hidup Cabut Izin Tiga Perusahaan Pemicu Banjir Batang Toru