Bogor, 5 Desember – Suasana di Kampus Baranangsiang pagi ini cukup berbeda. Sidang Paripurna Tertutup Majelis Wali Amanat (MWA) IPB University akhirnya memutuskan siapa yang akan menggantikan Prof Arif Satria. Pilihannya jatuh pada Dr. Alim Setiawan Slamet. Ia resmi ditetapkan sebagai Rektor Pengganti Antar Waktu (PAW) untuk periode yang tersisa, 2025 hingga 2028.
Keputusan ini tentu bukan muncul tiba-tiba. Semuanya berawal ketika rektor sebelumnya, Prof Arif Satria, mengundurkan diri setelah ditunjuk Presiden Prabowo untuk memimpin Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Posisi puncak di IPB University pun kosong dan perlu segera diisi.
Prosesnya kemudian berjalan sesuai aturan. MWA menerbitkan Surat Keputusan pemberhentian pada 18 November lalu, yang kemudian diteruskan ke Senat Akademik (SA) IPB. Tugas SA adalah menyiapkan calon. Dan pada 1 Desember, mereka mengajukan tiga nama: Dr. Alim Setiawan Slamet, Prof. Deni Noviana, dan Prof. Iskandar Z. Siregar.
Dari ketiganya, Dr. Alim lah yang akhirnya terpilih lewat musyawarah mufakat dalam sidang hari ini. Ia akan menjadi ‘nakhoda baru’ yang melanjutkan estafet kepemimpinan.
Ketua MWA IPB University, Prof Hardinsyah, langsung menyampaikan ucapan selamat.
Begitu kata Hardinsyah dalam keterangannya. Ia menegaskan bahwa masa tugas Dr. Alim dimulai sejak pelantikan nanti hingga akhir periode 2028.
Yang menarik, pemilihan ini dilakukan tanpa melalui voting. “Jadi tidak voting, artinya adalah kita guyup, kita paham nilai-nilai yang kita terapkan dan ini sangat membanggakan,” ujar Hardinsyah. Ia menganggap momen kebersamaan ini sebagai sesuatu yang patut disyukuri seluruh keluarga besar IPB.
Di sisi lain, MWA juga tak lupa mengapresiasi jasa panjang Prof Arif Satria. Delapan tahun memimpin, banyak capaian yang telah diraih IPB di bawah komandonya. Menurut Hardinsyah, kesinambungan kepemimpinan inilah kunci untuk menjaga stabilitas dan mendorong inovasi lebih jauh.
Artikel Terkait
Bahlil Tegaskan Golkar Tetap di Koalisi Prabowo, Siap Dukung hingga 2029
Komisi V Siap Usut Dugaan Negara dalam Negara di Bandara Morowali
Prabowo Bela Pengadaan Alutsista: Kita Hidup di Lingkaran Api, Bukan Bisa Beli Helikopter Dadakan
Pakar: Banjir dan Longsor di Sumatera Akibat Warisan Kerusakan Hutan Puluhan Tahun